halaman7.com – Langsa: Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada mengaku menemukan chemistry bertugas di Aceh. Bahkan, ia bersama keluarga merasa jatuh cinta sama Aceh.
“Saya merasakan adanya semacam chemistry. Saya tugas di Gorontalo (sebagai Kapolda-red) tiga bulan. Tapi saya merasakan kenyamanan itu berbeda. Secara batin saya rasakan berbeda selama berada di Aceh,” ujar Kapolda Irjen Pol. Wahyu Widada, Jumat 24 Juli 2020 malam di pendopo walikota.
Dikatakan, ia mendapatkan sesuatu hal yang berbeda di Aceh secara rohani. Suatu hal yang berbeda di Aceh itu yakni ‘kita jatuh cinta dengan Aceh’ ini.
“Mudah-mudahan kehadiran saya ini bisa bermanfaat. Walaupun hanya sedikit sesuai dengan bidang tugas saya,” kata Kapolda dalam silaturrahmi ke pejabat Forkopimda Kota Langsa itu.
“Saya datang kesini sebenarnya karena saya sudah lama tidak melaksanakan kegiatan kunjungan kerja. Sudah 6 bulan saya berada di Banda Aceh menjadi Kapolda Aceh, belum sempat jalan-jalan,” tambahnya.
Silaturahmi Kapolda bersama Ketua PD Bhayangkari dan rombongan ke Forkopimda itu adalah rangkaian kegiatan kunjungan ke Polres Langsa. Malam itu, Kapolda turut didampingi Kapolres Langsa, AKBP Giyarto.
Kedatangan Kapolda Aceh bersama rombongan disambut Walikota Langsa Usman Abdullah SE. Ketua DPRK Langsa, Zulkifli Latif, dan pejabat Pemko Langsa lainnya. Kapolda dan Ketua PD Bhayangkari Aceh.
Pakaian Adat Aceh-Melayu
Sebagai tanda kehormatan, Kapolda dan Ketua PD Bhayangkari dikenakan pakaian adat Aceh khas Langsa. Pakaian adat mirip pakaian adat melayu itu, langsung disematkan tokoh ada dengan disaksikan Walikota Langsa.
Walikota Langsa Usman Abdullah mengatakan, sebenarnya berkeinginan untuk mengumpulkan banyak tokoh masyarakat Kota Langsa dalam silaturahmi ini. Tetapi karena sedang dalam masa Pandemi Covid-19 ini.
Maka jumlah undangan dibatasi. Agar protokol kesehatan dapat diterapkan dengan baik. Terutama soal physical distancing atau jaga jarak. Untuk itu, memohon maaf bila dalam penyambutan inl terkesan sederhana.
Hal ini, lanjut Usman, karena meneladani ucapan maupun tindakan pemimpin nasional dan juga Kapolda. Terlebih lagi dimasa pandemi Covid-19 yang menuntut para pemimpin di semua level untuk meningkatkan sense of crisis atas penderitaan masyarakat.
Usman mengatakan, Kota Langsa terbentuk melalui UU No 3 Tahun 2001. Kota ini termasuk kota kecil dengan luas 262,4 km2 yang dibagi dalam 5 kecamatan dan 66 gampong.
Jumlah penduduk kurang Iebih 190.000 jiwa yang terdiri dari beragam etnis. Secara statistik etnis Jawa mayoritas di kota ini. Disusul etnis Aceh, Batak, Melayu, Gayo, Cina, dan lain-Iain.
Oase
Keberagaman etnis tersebut berdampingan dalam harmoni kehidupan yang penuh kedamaian. Sehingga dalam situasi apapun Kota Langsa seperti menjadi oase yang menawarkan kenyamanan dan ketentraman hidup di Aceh.
Termasuk dalam masa puncak konflik bersenjata 1999-2005. Kondisi inilah yang ingin di pertahankan. Kota Langsa menjadi rumah yang nyaman bagi semua orang. Apapun latar belakangnya.
Kapolda Aceh menyampaikan, jujur saja tidak menyangka pada malam ini mendapat kehormatan disambut yang begitu meriah.
“Terimakasih atas sambutan yang luar biasa ini Pak Walikota dan seluruh unsur forkopimda. Saya jujur tidak menyangka. Ini bukan sederhana pak, ini sudah lebih buat saya,” kata Kapolda.
Tentunya sebagai orang yang baru di Aceh. Baru pertama kali ini dinas di Aceh atau dinas di pulau sumatera yang ke dua setelah Riau. Sebelumnya lama dinas di Jawa, kemudian setelah itu ke Sumatera.
“Baru dua pulau saja, Jawa dan Sumatera. Aceh ini adalah tempat kedua berdinas (sebagai Wakapolda-red) setelah Riau,” kata Kapolda.
Kapolda Aceh dalam kesempatan itu berharap bisa mendapatkan restu dari para ulama, para Kyai, para Abuya dan seluruh guru-guru agama. Untuk bisa menjalankan tugas di Aceh ini.
“Karena kami ditugaskan ke Aceh hanya satu untuk membantu meningkatkan kesejahteraan di Aceh. Membantu menjaga keamanan,” kata Kapolda.[SP | red 01]