halaman7.com – Takengon: Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Aceh, Armia mengungkapkan, harga kopi Gayo saat ini yang berkisar Rp6 ribu hingga Rp7 ribu perbambu. Ini patut disyukuri. Karena, harga terminal New York saat ini hanya berkisar 2 dollar AS saja.
“Artinya, kopi kita di saat pandemi ini masih tergolong tinggi. Jika dibandingkan dengan Brazil yang hanya berkisar Rp2 ribu hingga Rp3 ribu perbambu,” kata Armia kemarin.
Dikatakan, saat ini, tidak mungkin kopi dibeli dengan uang APBK, tidak akan cukup. Program ketahanan pangan yang digaungkan sebenarnya sudah cukup baik. Jangan biarkan lagi lahan kosong, tanami dengan apa yang cepat tumbuh dan dapat dikonsumsi.
Armia juga menganjurkan agar semua petani memanfaatkan sistem resi gudang yang sudah ada. Meskipun kecil, tapi ada pengaruh.
Disampaikan lagi, lanjutnya, beberapa waktu lalu Presiden Jokowi telah menjanjikan dana talangan untuk membeli kopi Gayo Rp1 triliun. Jika dana ini jadi diberikan. Maka harus ada skema khusus dalam penanganannya.
“Plotkan saja semua dana itu untuk resi gudang. Jangan dibuat cara baru yang kemungkinan membuat kita semua rugi ke depannya,” tegas Armiadi.
Terkait demo kopi, Armiadi mengakui bahwa para buyer di luar negeri sangat cepat mengamatinya. Dirinya mengaku, sempat ditelpon buyer terkait aksi dari petani.
“Saya juga kaget, kenapa mereka tahu ada demo kopi di sini. Dari percakapan dengan saya, justru mengarah kepada makin anjloknya harga kopi. Mereka minta harga kopi di turunkan lagi, ini kan buat kita rugi,” tegas Armia.
Jadi kalau demo, itu yang untung buyer, sementara kita disini sangat dirugikan. Jadi alanglah baiknya, jika bahas solusi kopi senyap-senyap saja (operasi senyap).
INFO Terkait:
Gliposat
Lain lagi, masa pandemi ini kata Armia, harus disikapi dengan cermat dalam hal pemakaian pestisida yang mengandung gliposat.
“Jadi, saat pandemi ini penggunaan gliposat harus benar-benar ditiadakan. Di tengah kita semua punya waktu banyak ke kebun sebagai tempat menjalankan protokol kesehatan (Prokes). Harusnya kebun kita semua bersih tanpa gliposat,” kata Armia.
Untuk itu, Armia mengajak semua pihak untuk benahi bersama manajemen petani kopi Gayo. Karena disaat pandemi inilah waktunya.
“Kita masih bersyukur ada yang beli kopi meski harganya Rp6 ribu sampai Rp7 ribu perbambu,” pungkas Armia.[ril | red 01]