halaman7.com – Takengon: Perjuangan ALA semakin memanas di wilayah Leuser. Ritme perjuangan yang selalu di kaitkan dengan elit terus berkembang. Baik dari internal kawasan Leuser maupun dari eksternal.
Sensasi dinamika terus dimainkan para petinggi sehingga membuat perjuangan ini terus kelihatan semakin seksi.
Ketua mahasiswa ALA Aceh Tengah, Agus Muliara mengajak para intelektual muda Aceh Tengah khususnya. Secara umum untuk para kontrol sosial wilayah Leuser, agar lebih memperkuat refrensi.
“Kembali kita meningkatkan analisa dalam perjuangan ini. Karena kita merupakan pejuang baru yang lahir atas dasar ingin memback up isu yang terus bergulir di kalangan masyarakat,” ujar Agus Muliara, Senin 12 Oktober 2020.
Agus juga menekan kan bahwa mahasiswa ALA bukanlah di bawah kontrol siapapun. Mahasiswa ALA lahir atas dasar kontrol sosial dan mandiri dalam perjuangan. Mahasiswa ALA benar satu koordinasi dengan para senior perjuangan ALA tapi tidak untuk satu intruksi.
Mahasiswa ALA mengapresiasi atas sudah menyatakan sikapnya para pimpinan daerah 5 kabupaten dan 1 kota wilayah Leuser. Dengan secara terang-terangan memperjuangkan pemekaran ALA. Ada juga beberapa tokoh DPRA dan tokoh luar biasa yang juga menyatakan mendukung dengan pemekaran ini.
Sikap Plt Gubernur
Akan tetapi mahasiswa ALA menyayangkan sikap Plt Gubernur Aceh yang sampai saat ini belum berani menyatakan sikap untuk pemekaran. Bukan konteks isme, mahasiswa meminta Plt Gubernur berbicara tegas.
Secara pemimpin daerah yang rentang kendalinya terlalu luas sehingga menyulitkan pemimpin daerah untuk mensejahterakan rakyat yang diayominya. Dengan pemekaran ini seharusnya Plt merasa terbantu untuk mempermudah beliau dalam mengayomi rakyatnya.
INFO Terkait:
- ALA Pemicu Konflik, Agus Muliara: Orang Tersebut Belum Memahami Kehidupan Bertata Negera
- Aceh Watch: ALA-ABAS Layak Menjadi Provinsi Baru di Indonesia
Begitu juga, Agus juga mempertanyakan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) perjuangan ALA yang sudah pernah digaungkan sebelumnya. Sudah sampai mana dan kemana dana yang sudah pernah terkumpul sebelumnya.
Karena diketahui ini bukanlah perjuangan pertama dalam pemekaran ALA. Otomatis sudah pernah ada dana yang terkumpul namun kemana? Mahasiswa bukan soudzon dalam hal ini, namun hanya secara tegas mempertanyakan agar semua lebih jelas dan terang.
“Ini untuk mengembalikan kepercayaan saudara kita yang juga pernah ikut berjuang,” tutup Agus.[Sutris | red 01]

















