Aceh  

Akademisi Unaya Pertanyakan Anggaran Cuci Tangan Disdik Aceh Bernilai Rp41 Miliar

Usman Lamreueng

 halaman7.com  Banda Aceh: Akademsi Unaya, Usman Lamreung mengungkapkan salah satu program Aceh Hebat adalah 400 paket pembuatan tempat cuci tangan pada Dinas Pendidikan Aceh dengan anggaran Rp41,2 Miliar diambil dari dana Recofusing Covid-19.

Program yang fantantis, begitu besar anggaran yang di alokasikan hanya membuat tempat cuci tangan.

Pertanyaannya adalah apakah dengan besar anggaran tersebut, bermanfaat pada SMA/SMK?

Seberapa urgentkah tempat cuci tangan tersebut. Apakah tempat cuci tangan ini adalah permintaan kepala sekolah atau memang program Dinas Pendidikan, yang di alokasikan tanpa pertimbagan dan koordinasi dengan kepala sekolah diseluruh Aceh.

Mekanisme pelaksanaan proyek dengan nilai Rp41,2 Miliar, dilakukan dengan sistem Pengadaan Langsung (PL), paketnya dipecah antara Rp100-Rp130 juta.

“Dengan pengadaan langsung (PL) apakah menyalahi aturan tender atau tidak?, sesuai dengan perpres 16/2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa,” beber Usman pada media, Sabtu 13 Desember 2020.

Dikatakan, bila dilakukan dengan sistem pengadaan langsung, patut di duga bakal terjadi korupsi atau kolusi. Karena dilakukan dengan cara-cara lobi, yang lazim dipraktekan selama ini.

Dengan anggaran begitu besar, dan kegunaan belum tentu bermanfaat pada sekolah. Malah bisa berpeluang pada tindakan korupsi, pada proses penggadaan langsung hingga pelaksanaan proyek dilapangan.

Sia-sia saja Dinas Pendidikan Aceh mengelontorkan anggaran Rp41,2 Miliar hanya membuat tempat cuci tangan, dan dampaknya hanya sesaat, dan kebiasaan kegunaan tempat seperti itu bertahan hanya beberapa minggu. Apalagi saat ini ada yang libur sekolah, artinya pasti tidak digunakan.

Patut di duga dengan anggaran yang besar tersebut dalam proses pelaksanaan dilapangan sangat sensitif berimbas pada tindakan korupsi, maka sudah sepatutnya penegak hukum mengusutnya.

Baca Juga  Alhudri pun Ikut Menyapu Membersihkan Ruang Belajar

“Apalagi program ini patut dipertanyakan apakah benar urgent atau hanya akal-akalan saja,” pungkas Usman.[ril | red 01]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *