halaman7.com – Jakarta: Vaksinasi Covid-19 penting namun bukan akhir dari segalanya. Kedisiplinan menjaga protokol kesehatan tetap harus dilanjutkan setelah vaksinasi dilakukan.
Apalagi vaksinasi tidak bisa dilakukan secara serentak, alih-alih mesti dilakukan secara bertahap. Terlebih untuk Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk 270 juta orang.
Dalam konteks ini, perlu sosialisasi yang memadai dan menyeluruh tentang konteks, urgensi, dan pengertian tentang vaksinasi Covid-19.
Demikian diskusi yang diselenggarakan Dewan Pers dan BBC Media Action, Jumat, 8 Januari 2021 secara virtual dengan menghadirkan nara sumber antara lain Ardito Widono (dokter NHS London), Ahmad Djauhar (Dewan Pers), Irma Handayana ( Lapor Covid-19), Heri Tryanto (Satgas Covid-19), Muhammad Nuh Ketua (Dewan Pers) dan Jhonny G Plate Menkominfo diwakili Widodo Muktiyo dan Helena Rea (moderator).
Sementara itu, Satgas Covid-19 Hery Trianto menjelaskan vaksin bukan obat yang mematikan Covid-19. Bagi mereka yang sudah diberikan vaksin bukan berarti kebal dengan Covid-19.
Namun mereka yang diberikan vaksin agar merangsang antibodi sehingga jika terinfeksi bisa berkurang. Namun bagi mereka yang sudah divaksin bukan berarti tidak bisa menularkan kepada orang lain.
“Tetap berpotensi menularkan ke orang lain jika mereka terkena Covid-19,” ungkap Hery Trianto dalam materinya ‘Vaksinasi, Harapan Pengendalian Covid-19, Satgas: Kampanye Perubahan Perilaku”.
Karena itu program vaksinasi yang akan dijalani tidak boleh menanggalkan kewajiban protokol kesehatan, menggunakan masker, menghindari kerumunan mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir (3M).
Hery dalam webinar vaksinasi Covid-19: Perubahan Perilaku Diseminasi Informasi, menjelaskan setelah 10 bulan pandemi yang harus dihadapi tantangannya belum berubah.
Saat ini masih berjuang melawan menangani wabah Covid-19. Kemudian semua negara masih berkonsentrasi untuk menangani dampak wabah Covid-19 dan menurunkan curva, serta berharap memulihkan kehidupan masyarakat.
Harapan untuk mengendalikan Covid-19 semakin besar. Sejak pertama penyuntikan dilakukan pada Desember di Eropa dan Amerika Serikat. Di Asia selain di Tiongkok sudah mulai dilakukan vaksinasi di Singapura.
INFO Vaksin:
Waktu Lama
“Vaksinasi secara menyeluruh memang membutuhkan waktu yang lama. Seperti di Singapura dengan penduduk kurang lebih 5,6 juta membutuhkan waktu hingga akhir 2021.
Kita di Indonesia akan melakukan vaksinasi mulai awal Januari 2021. Para dokter dan tenaga medis menjadi garda terdepan dilakukannya vaksinasi. Barulah kemudian dilanjutkan dengan petugas keamanan Polri dan TNI.
Dengan jumlah penduduk yang lebih 188 juta jiwa, di Indonesia bukanlah perjuangan yang mudah untuk melakukan vaksinasi.
Belum lagi terbentuk kepulauan 17 ribu lebih. Sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Serta karakteristik penanganan jenis vaksin sehingga membutuhkan tempat penyimpanan yang berbeda.
Di tengah program persiapan vaksinasi yang terus dimatangkan. Namun tidak bisa taken for granted, tidak memperdulikan lagi protokol kesehatan karena sedang berlomba antara kecepatan terjadinya penularan di tengah masyarakat dengan program vaksinasi untuk memunculkan antibodi.
Upaya mendisiplinkan masyarakat dengan bersama-sama dengan berupaya menurunkan kurva penularan diperlukan. Karena penyebaran Covid-19 yang cepat saat sekarang ini. Jangan sampai masyarakat terlanjur terinfeksi sebelum program vaksinasi dijalankan. Karena akan membuat program itu menjadi mubazir.
Ketika penularan berlangsung dengan cepat yang perlu dikhawatirkan adalah kepanikan dari masyarakat mencari obat. Seperti penetapan darurat pada awal Maret 2020. Bukan hanya masyarakat yang panik mencari fasilitas kesehatan, tetapi para dokter dan tenaga medis juga kewalahan.
“Sejak November 2020, pemerintah telah melakukan penelusuran 1,5 kali lipat lebih banyak dari sebelumnya. Dengan demikian, diharapkan jumlah testing pun akan semakin bertambah,” katanya.
Melihat kenyataan itu, maka kampanye perubahan perilaku merupakan keniscayaan. Kampanye yang sudah berlangsung tiga bulan, harus dilanjutkan tahun ini. Karenanya harus terus mengingatkan masyarakat bersama-sama berjuang menurunkan curva Covid-19.
“Langkah pemerintah untuk lakukan vaksinasi harus digabungkan dengan kampanye perubahan perilaku, karena itu saling mendukung keberhasilan yang lain,” ujarnya.[Antoedy]