halaman7.com – Banten: Kepemimpinan Nova Iriansyah sebagai Gubernur Aceh terus didera hempasan gelombang yang hebat. Itu bukan saja dirasakan saat ini, tapi sejak menjabat Plt gubernur juga itu sudah diarunginya.
Nova yang memiliki latar belakang dosen, sukses meniti karir dalam kancah politik. Baik lokal maupun nasional.
Nova Iriansyah menjadi orang nomor satu di Partai Demokrat Aceh. Anggota DPR RI periode 2009-2014. Kini lelaki berpenampilan tenang itu menjadi Gubernur di bumi Serambi Mekkah.
Melihat tranck record tersebut, mantan aktivis GAM di Denmark, Tarmizi Age menilai Nova adalah salah satu Gubernur Aceh yang Hebat.
Penilaian ini bukan saja karena putra dari dataran tinggi Gayo itu berhasil menjadi Gubernur. Tetapi sosok Nova juga dinilai cukup pandai dan mampuni dalam mengelola berbagai isu di Aceh.
Sebagai Gubernur Aceh, lanjur Tarmizi, Nova Iriansyah nampaknya bekerja cukup nyaman dalam situasi apa pun.
“Lihat saja. Rasanya Ia tidak pernah capek dan lelah. Apa lagi sampai harus mengeluh dalam mengurus Aceh seorang diri tanpa wakil,” ujar Tarmizi Age yang akrab disapa Mukarram, Kamis 18 Februari 2021.
Mantan Ketua Komite Monitoring Peace and Democracy (KMPD) Aceh Perwakilan Eropa itu, mengatakan berbagai isu mungkin telah menerpa Pemerintah Aceh. Namun dibawah kepemimpinan Gubernur Nova, Aceh baik-baik saja. Setiap ada persoalan selalu bisa terselesaikan.
Isu yang paling mutakhir adalah Aceh juara termiskin se pulau Sumatera. Sehingga area Kantor Gubernur Aceh baru-baru ini diramaikan keberadaan papan bunga, bertuliskan ucapan “Selamat” sebagai sindiran atas predikat Aceh provinsi termiskin di Sumatera.
“Nova tetap tidak gegabah dalam menghadapinya,” sebut Tarmizi Age.
Apapun hembusan isu yang menimpa Aceh dan dirinya, bahkan sempat mau diinterpelasi DPRA. Bawaan Nova tetap tenang, Ia bukan tipe lelaki yang mudah mengalah dan menyerah.
“Gubernur Nova Iriansyah memang hebat,” ujar Tarmizi Age lagi.
Lulusan Program Magister Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung dan pernah menempuh pendidikan Strata 1 di Teknik Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya itu, untuk sampai pada tahap menjadi Gubernur Aceh seperti sekarang, bukanlah sebuah hal yang dilaluinya dengan mudah dan gampang.
Anak dari HM Nurdin Sufie ini, harus menjalani setiap prosesnya dengan tekun, sedari awal Ia dilantik Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, pada Rabu, 5 Juli 2017, sebagai Wakil Gubernur Aceh.
Pelantikan Nova Iriansya sebagai Wakil Gubernur yang berpasangan dengan Gubernur Irwandi Yusuf berlangsung di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).
Selanjutnya, Aceh kekosongan Gubernur, karena ketiadaan Irwandi Yusuf. Sosok Nova Iriansyah sebagai Wakil Gubernur Aceh saat itu, langsung diamanatkan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh. Surat Penugasan tersebut diserahkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo di Kantor Kemendagri Jakarta, Senin 9 Juli 2018.
Tidak berakhir disitu, setelah menjadi Plt Gubernur Aceh selama lebih kurang dua tahun empat bulan. Nova Iriansyah, dilantik sebagai Gubernur Aceh berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 95/P tahun 2020, oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Kamis 5 Nopember 2020.
Kini Nova Iriansyah yang pernah mencicipi pendidikan di SD Negeri 3 Takengon sudah menjadi Gubernur Aceh. Sebuah jabatan yang cukup diminati para politikus.
Menjadi Gubernur Aceh setelah konflik berpanjangan dan tsunami bukanlah urusan mudah. Apalagi Nova adalah gubernur pertama dari Partai Nasional yang dapat memimpin Aceh, dalam masa perdamaian dibawah nota kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia pada 15 Agustu 2005.
Tarmizi yang juga lulusan SMA Darussaadah Teupin Raya, Pidie, menambahkan, sangat dimaklumi jika kemudian dalam kepemimpinan Nova Iriansyah sebagai Gubernur Aceh timbul berbagai isu yang tak sedap.
“Namun terpenting adalah Aceh baik-baik saja,” ujar Tarmizi Age lulusan AMU Nordjylland, Aalborg, Denmark
Sikap Gubernur Nova yang turut berkordinasi dengan KPK dalam menjalankan tugas negara. Merupakan salah satu bentuk usaha agar penggunaan uang rakyat tidak salah.
“Ini patut kita ajungi jempol,” tutup Tarmizi Age.[ril | red 01]