Aceh  

Apakabar Pemkab Aceh Besar, Sampah Kok Numpuk Dimana-mana?

halaman7.com Aceh Besar: Halo Pemkab Aceh Besar, apakabar? Kok sampah bisa menumpuk dimana-mana?

Menurut tokoh muda Aceh Besar, Usman Lamreueng, masalah sampah di Kabupaten Aceh Besar sepertinya belum selesai. Terlihat beberapa titik dalam beberapa kecamatan terjadi penumpukan sangat siknifikan.

Sebagai contoh, jalan Makam Teuku Nyak Arif Kecamatan Krueng Barona Jaya, penumpukan sampah di pinggir jalan sangat terganggu pengguna jalan. Ditambah rasa bau tidak sedap. Ini tentu akan berdampak pada kesehatan masyarakat sekitar.

“Bukan saja itu, masalah ini bisa juga terjadi penyebab kecelakaaan bagi pengguna jalan. Karena banyak sampah sudah menyebar di atas jalan,” ujar Usman, Senin 26 April 2021.

Dikatakan, dari pengamatannya, sampah-sampah yang dibuang masyarakat bercampur, sampah rumah tangga, juga sampah pedagang. Biasanya truk sampah Pemkab Aceh Besar, dalam seminggu ada dua sampai tiga kali di anggkut untuk di bawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Namun kali ini sudah dua minggu sampai saat ini sampah tersebut terus menumpuk dan bertambah banyak. Hingga mengganggu pengguna jalan dan masyarakat sekitar.

Menurut Usman yang juga akademisi Unaya ini, tentu masalah penumpukan sampah ini juga terjadi di berbagai kecamatan lain dalam wilayah Aceh Besar. Pada hari biasa produksi sampah di Kabupaten Aceh Besar mencapai 50 ton per harinya.

Tinggi produksi sampah itu mayoritas berasal dari sampah rumah tangga. Begitu besar produksi sampah, dan butuh sarana prasarana yang memadai, dengan wilayah yang begitu besar. Sudah barang pasti setiap hari Dinas Lingkungan Hidup harus menggangkut sampah 30 truk untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir.

Begitu juga saat bulan Ramadhan ini, sudah pasti produksi sampah terjadi peningkatan. Untuk itu, Usman mendesak Dinas Lingkungan Hidup jangan menunggu keluhan masyarakat. Namun seharusnya sampah yang sudah lama menumpuk untuk diangkut segera dan dibuang ke TPA.

Baca Juga  Polres Aceh Timur Musnahkan Sabu Senilai Rp150 Miliar

“Komitmen pemerintah Aceh Besar untuk penyelesaian masalah sampah kita hargai. Namun harus dibarengi dengan bukti penangulangan sampah yang baik. Jangan sampahnya menumpuk baru diangkut,” ujarnya.

Penumpukan sampah di jalan terjadi, akibat tidak adanya bak sampah. Sehingga sampah rumah tangga dan sampah pedangang di buang dipingir jalan. Persoalan sampah di gampong sudah ditangani gampong, dengan membentuk tim pengumpul sampah dengan dibebankan iuran setiap bulanannya.

Namun permasalahan tidak selesai disitu. Karena sampah yang di angkut dari warga gampong, di buang di pingir jalan. Karena tidak ada bak sampah yang besar sebagai penampung sementara. Sehingga sampah yang dibuang dipingir jalan menunpuk. Selanjutnya baru di angkut dengan truk Pemkab Aceh Besar untuk di buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Menambah Sarana Angkutan

Pemkab Aceh Besar, melalui Dinas Lingkungan Hidup seharusnya selain menambah sarana truk pengankut sampah. Juga harus menyediakan bak sampah yang besar untuk di tempatkan titik tertentu sebagai penampung sampah yang selanjutnya baru dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir.

“Pemkab juga bisa menambahkan bak sampah yang besar untuk ditempatkan di Gampong, Mukim dan Kecamatan. Supaya sampah tidak lari kemana-mana sampai kebadan jalan,” saran Usman.

Harapan warga dan tokoh masyarakat Krueng Barona Jaya, agar sampah di Jalan Makam Teuku Nyak Arif segera di angkut untuk di buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Jangan sampai menimbulkan wabah penyakit.

Selanjutnya mereka memberikan saran dan saran tersebut pernah di sampaikan dalam Musrembang Kecamatan agar Pemkab menyediakan Truk sampah yang ditempatkan di Kecamatan. Agar pengangkutan sampah lebih cepat.

“Keucik, tokoh masyarakat juga sudah berkomitmen terus memberikan pemahaman pada masyarakat taat buang sampah pada tempatnya,” pungkasnya.[ril | red 01]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *