halaman7.com – Banten: Mantan Aktivis Aceh di Denmark, Tarmizi Age meminta Pemerintah Aceh mengalokasikan lahan pertanian seluas tiga hektar untuk setiap KK bagi rakyat Aceh yang tidak memiliki lahan pertanian, untuk dapat bercocok tanam.
“Gubernur Aceh dan Wali Nanggroe harus berusaha dengan cara apa pun agar rakyat Aceh bisa hidup sejahtera,” ujar Tarmizi Age, Sabtu 12 Juni 2021.
Menurutnya, lahan-lahan tidur di Aceh itu harus di bangun menjadi lahan produktif semuanya. Sehinga rakyat ada aktifitas yang bisa membuat angka kemiskinan serta angka pengangguran menurun.
Aktifitas pertanian selain bisa meningkatkan pendapatan rakyat juga menjadi lumbung pertahanan pangan. Sesuai keinginan negara.
Pemerintah Aceh dengan dana Otonomi Khusus (Otsus) paska perjanjian damai RI-GAM 15 tahun yang lalu, bisa digunakan untuk menciptakan iklim pertanian yang modern di Aceh. Dengan mengalokasikan lahan pertanian seluas tiga hektar per KK bagi orang yang tidak punya lahan dan tempat bercocok tanam.
Lahan-lahan tersebut dibangun dan dibina pemerintah. Termasuk menyiapkan jalan kawasan yang layak. Sehingga petani bisa nyaman menggunakan trasportasi, termasuk untuk mengangkut hasil panen.
“Pemerintah Aceh, jangan bangun disitu-situ saja. Jangan hanya nambahin mobil baru untuk para pejabat. Rakyat di kampung-kampung ingin merasakan hidup sejahtera juga,” ujar Tarmizi.
Keberadaan Pemerintah Aceh dan Lembaga Wali Nanggroe di Aceh bertanggung jawab penuh untuk mensejahterakan rakyat. Bukan untuk lain-lain.
Setiap anggaran dan dana yang ada di Aceh harus difungsikan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah harus menggunakan setiap perangkat yang ada untuk kepentingan rakyat.
Putra kelahiran Bireuen ini menambahkan, tanpa kesejahteraan yang dirasakan rakyat sungguh tidak ada artinya anggaran dan dana yang melimpah di Aceh.
“Gubernur Aceh, DPRA dan Lembaga Wali Nanggroe kelihatannya terlalu lemah dalam mewujudkan impian dan cita-cita rakyat Aceh. Untuk merasakan hidup mulia di tanah kelahirannya,” ujar Tarmizi Age.
Sudah cukuplah rakyat Aceh berperang melawan ketidak adilan. Pemerintah Aceh dan Lembaga Wali Nanggroe harus bangkit dari tidur. Membangun ekonomi rakyat yang sudah cukup jauh tertinggal dari bangsa-bangsa yang dulu pernah menghomati Aceh sebagai bangsa yang kuat dan maju.[ril | red 01]