halaman7.com – Aceh Barat: Komandan Kodim Aceh Barat, Letkol Inf Dimar Bahtera, memberi wawasan kebangsaan pada mahasiswa baru, Akademi Komuniksi Negeri (AKN) Aceh Barat. Ini bagian dari Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) AKN.
Bertempat di Komplek STTU Alue Peunyaring, Rabu 8 September 2021. Dalam paparannya, Dandim ikut didampingi Wakil Direktur AKN lr Hanif MT. PKKMB ini berlangsung selama tiga hari.
Dengan dipandu moderator, Roni Agusmaniza ST MT, Dandim menjabarkan terkait 4 Pilar Kebangsaan.
Dihadapan 59 Mahasiswa baru AKN Aceh Barat, Dandim menjelaskan, empat pilar bangsa yang meliputi Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI. Ini merupakan konsensus bernegara yang sifatnya sangat mendasar dan fundamental yang bisa mewujudkan Persatuan dan Kesatuan.
“Keempat pilar tersebut harus dipahami mahasiswa dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-sehari,” ujar Dandim.
Dikatakan, perkembangan karakter bangsa, budaya luhur bisa menjadi pondasi demokrasi di era modernisasi. Untuk mencapai cita-cita nasional. Karakter bangsa menjadi kata kunci. Karena karakter mampu mengendalikan logika dan nalar yang sama. Guna memudahkan memberi pemahaman, meminimalisasi konflik, menyatukan kekuatan, menyelesaikan tugas rumit, dan memajukan bangsa butuh kesatu paduan antarmasyarakat.
Lebih jauh Dandim menjabarkan, sejak dahulu kala Pancasila sebagai landasan ideologi serta menjadi dasar. Untuk memantapkan pemahaman konsepsi wawasan kebangsaan dan UUD 1945. Dijadikan landasan konstitusional yang merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang berlaku di lndonesia.
Agama dan Negara
Secara gamblang Dandim juga mengupas, antara agama dan negara menjadi dua sisi yang saling mengontrol. Sebab, negara tanpa kehadiran agama jelas akan kehilangan arah maupun keseimbangan demikian pula sebaliknya.
“Hubungan antara agama dan negara berjalan secara integral. Domain agama juga menjadi domain negara, sehingga tidak ada menciptakan ruang dan jarak muaranya berjalan menjadi satu kesatuan,” tegas Dandim
Dalam forum ini Dandim berpesan kepada mahasiswa, jika dulu tantangan bersifat kolonialisme. Kini telah berevolusi menjadi kompetisi global. Musuh generasi muda yang harus diperangi bukan lagi penjajah. Melainkan ketidak mampuan dalam menyaingi cepatnya arus perkembangan zaman.
Umumnya mahasiswa sekarang yang generasi milenial senang berlama di media sosial. Instan tidak mau repot, maunya enak dan banyak untung. Senang konsumtif terdikte lifestyle terkini. Hanya semangat di awal yang menggebu namun tidak tahan uji.[ril | red 01]