halaman7.com – Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan, penundaan Pemilu sangat tidak logis dan tidak masuk akal. Apalagi, alasan tunda Pemilu karena mahal, sungguh tidak masuk akal.
“Jika memang anggaran yang menjadi alasan. Kemarin KPU telah mengusulkan anggaran Rp86,2 triliun untuk penyelenggaraan Pemilu serentak 2024,” ungkap AHY saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) DPRD Fraksi Partai Demokrat (FPD) se-Indonesia Gelombang V, Senin 14 Maret 2022, malam. .
Jika anggaran itu yang dikeluhkan, lanjut AHY, mengapa di tengah pandemi ini pula pemerintah hendak menggelontorkan anggaran lebih dari Rp500 triliun untuk pembangunan Ibu Kota Baru yang lebih dari separuh akan dibiayai dari APBN.
“Bagaimana mungkin agenda pembangunan yang tiba-tiba muncul, di tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja ini, mendorong kita untuk mengubah aturan konstitusi yang notabene merupakan amanah gerakan reformasi,” seru AHY.
Katanya, rakyat ingin penundaan Pemilu 2024. Pertanyaannya, rakyat yang mana. Para anggota DPRD juga bisa menjadi saksi, tidak ada rakyat yang tiba-tiba menginginkan penundaan Pemilu.
“Yang jelas, suara yang kita tangkap di lapangan adalah jeritan rakyat ketika harga-harga kebutuhan pokok naik, dan terjadi kelangkaan barang di pasar, bukan penundaan pemilu,” tegasnya.
AHY juga kembali mengingatkan tuntutan utama reformasi 1998 adalah dilakukannya pembatasan masa kepresidenan, yaitu lima tahun, dan hanya bisa dipilih maksimal dua kali pada jabatan yang sama.
“Alasannya, sebelum Reformasi, selama tiga dekade lamanya, telah terjadi praktik-praktik pelanggengan kekuasaan yang secara paralel juga menumbuhsuburkan praktik-praktik KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Ingat, power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely,” AHY menyerukan.
Semua itu menyengsarakan rakyat, dan menghadirkan rasa ketidakadilan. Ditambah dengan krisis moneter yang menghacurkan sendi-sendi ekonomi nasional ketika itu. Rakyat yang susah dan tertindas, selalu melahirkan kekuatan dan gelombang perubahan.
Ketika seorang pemimpin lupa untuk turun tahta, maka rakyat yang akan mengoreksinya. Ini sejarah. Ini malah kok sepertinya ada yang mau melupakan sejarah penting bangsa ini. Hati-hati, bangsa yang tidak mau belajar dari sejarahnya sendiri, akan hancur dan mundur ke belakang.
Tidak lupa, AHY menginstruksikan kepada Fraksi Partai Demokrat Komisi II untuk segera bahas dan mengesahkan anggaran Pemilu.
“Sejak awal saya instruksikan kepada seluruh jajaran, khususnya Fraksi Partai Demokrat DPR RI dan DPRD, untuk menolak tegas wacana penundaan Pemilu 2024. Saya mengatakan upaya tersebut sebagai permufakatan jahat untuk melanggengkan kekuasaan dengan segala cara, termasuk dengan cara mempermainkan dan mengacak-acak konstitusi,” ujar AHY.
Kalau mereka berhasil undur pemilu, lalu apa berikutnya? Presiden tiga periode? Presiden tidak dipilih langsung rakyat? Presiden seumur hidup? Sungguh malang nasib bangsa ini kalau sampai itu semua terjadi.
“Mari kita semua waspada, dan berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat kita, serta menjaga kelangsungan demokrasi dan masa depan bangsa, dari permufakatan jahat tersebut. Jika yang baik diam, maka sama saja kita membiarkan negara ini masuk ke dalam jurang kehancuran,” tandas AHY.[ril | red 01]