halaman7.com – Calang: Dampak atas larangan pengiriman CPO dan Minyak Goreng ke luar negeri memiliki pengaruh besar bagi petani kelapa sawit di seluruh wilayah Indonesia tak terkecuali para petani di Provinsi Aceh.
Pasalnya, akibat larangan tersebut banyak petani sawit yang mulai enggan memanennya dikarenakan harga yang dibeli sangat rendah dari sebelum ada intruksi larangan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Bahkan sejak dikeluarkan surat larangan itu, harga sawit yang di beli oleh pengupul maupun pihak Pabrik turun drastis hal tersebut seperti di Kabupaten Aceh Jaya selama selama sepekan ini.
Salah seorang petani, Jalil, warga Krueng Sabee mengatakan harga kelapa sawit yang dibeli pihak pengupul berkisar antara Rp1.100 hingga Rp1.200 perkilogram dan itu buah yang bagus. Namun untuk buah kurang bagus lebih rendah lagi.
“Kalau begini terus-terusan maka kami sebagai petani merugi lantaran selain harganya rendah ditambah dengan harga pupuk yang tinggi. Ini ibarat pemerintah mencekik pihak kami petani,” ungkap Jalil, Sabtu 14 Mei 2022.
Masih kata Jalil, ketidak pastian harga sawit saat ini dan ditambah tidak ketegasan pemerintah dalam mengontrol harga. Para petani tidak lagi bisa memanennya yang disebabkan harga yang tidak menentu yang dibeli.
Padahal selama ini, dengan harga tinggi sangat terbantu para petani kelapa sawit terutama petani yang memiliki lahan yang tidak luas atau petani kalangan bawah. Namun dengan harga saat ini tidak bisa berbuat-apa karena harga yang sangat rendah.
“Ini tidak bisa dibiarkan dan pemerintah harus mencari solusi dan jika ada yang memainkan harga di tengah ada larangan ekspor. Kami sebagai petani minta pihak terkait untuk mengawasinya dan bila ada permainan harus di tindak sesuai dengan hukum yang berlaku,” pinta Jalil.[Mus Calang | red 01]
Respon (1)