halaman7.com – Aceh Tamiang: Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang, Safuan mengungkapkan ada ribuan ekor sapi milik masyarakat di 10 Kecamatan dari 12 Kecamatan di Aceh Tamiang mengalami wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Ada 1.881 ekor sapi dari 45.000 ekor sapi yang dilaporkan warga terkena wabah ini. Rata-rata sapi ini mengalami gejala demam tinggi, mulut mengeluarkan air, tidak mau makan. Hingga kuku nyaris lepas,” sebut Safuan, Senin 9 Mei 2022.
Lanjut Kadisbunak Aceh Tamiang ini, berdasarkan hasil uji laboratorium. Didapati sapi sapi mati dikarenakan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Safuan mengatakan, untuk mengantisipasi agar wabah ini tidak semakin meluas. Pihaknya telah berkoordinasi dengan bupati dan telah melaporkan langsung kondisi ini dengan Kementrian Pertanian dan Dinas Pertanian Provinsi Aceh.
“Tadi pagi saya melaporkan langsung kondisi ini kepada Menteri Pertanian melalui zoom metting. Berdasarkan arahan menteri nantinya akan diturunkan tim. Berikut obat-obatan untuk mengantisipasi agar wabah ini tidak meluas,” ujar Safuan.
Diutarakannya, saat ini Dinas Pertanian Provinsi Aceh telah merespon laporan ini. Akan mengirimkan obat-obatan seperti anti biotik, penurun panas dan vitamin. Direncanakan akan tiba di Aceh Tamiang esok pagi atau hari ini.
“Insyaallah besok pagi atau hari ini obat-obatan ini akan tiba di Aceh Tamiang. Bebelumnya kita akan terlebih dahulu melakukan pemetaan zonasi sebagai acuan. Untuk pendistribusian obat-obatan ini,” jelas Safuan.
Surat Edaran
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam hal ini Bupati Aceh Tamiang telah mengeluarkan edaran. Berisikan untuk meniadakan pasar hewan, melarang masyarakat untuk membeli dan menjual sapi.
“Imbauan ini dikeluarkan sebagai upaya antisipasi. Untuk mencegah wabah ini tidak semakin meluas,” pungkas Safuan.
Sebelumnya masyarakat peternak sapi di Kabupaten Aceh Tamiang mulai diresahkan dengan beredar kabar sapi warga diserang penyakit mendadak yang kondisinya mengenaskan. Yaitu demam tinggi, mulut berbusa dan kuku copot. Bahkan dikabarkan akibat serangan tersebut sapi lemas lunglai dan mati.
Audensi
Hal ini sebagaimana disampaikan Safruddin, warga Paya Meta, Kecamatan Karang Baru. Saat beraudesi dengan DPRK Aceh Tamiang yang turut dihadiri oleh Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon; Sekda Aceh Tamiang, Asra dan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, Safuan. Serta Ketua Komisi II DPRK Aceh Tamiang, Saiful Sopyan pada Senin, 9 Mei 2022 sore di ruang Wakil Ketua I DPRK Aceh Tamiang.
“Sebelum lebaran kami sudah melihat ternak mulai mengalami keanehan. Mulut mengeluarkan air ludah dan tidak mau makan serta jalan pincang. Puncaknya pada lebaran kedua kondisi sapinya sudah tidak bisa bangun,” terang Safruddin.
Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk pada ternaknya. Safruddin berinisiatif untuk memanggil mantri ternak. Guna melalukan penyuntikan kepada sapi yang kondisinya sudah terbaring dan kuku sudah mulai mau copot.
“Ada 19 ekor sapi saya yang mengalami kondisi seperti ini. Alhamdulillah setelah 3 hari disuntik lembu mulai mengalami perubahan dan sudah mau makan. Namun kondisi kuku kaki masih belum normal,” ungkap Safruddin.[Antoedy]
Respon (2)