Tu Sop Tutup Gema Muharram

Penutupan Gema Muharram di Dayah Babussalam Al Aziziyah, Jeunieb.[FOTO:h7 - Tarmizi Age]

halaman7.com – Bireuen: Tgk HM Yusuf Abdul Wahab atau lebih dikenal dengan sapaan Tu Sop mengungkapkan, memiliki akhlah yang mulia adalah modal utama dalam menyukseskan masa depan. Secerdas apapun seorang manusia, ia tidak bisa menjadi manusia seutuhnya apabila memiliki karakter dan kepribadian buruk.

“Karena kepribadian buruk akan merusak tatanan hidup. Baik antar sesama manusia, maupun dengan Sang Pencipta,” ujar Tu Sop di hadapan ribuan santri yang memenuhi halaman Dayah Babussalam Al Aziziyah, Jeunieb, saat menutup Gema Muharram, Jumat 19 Agustus 2022, malam.

Lebih lanjut Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) itu menjelaskan tantangan lembaga pendidikan, khususnya dunia dayah hari ini adalah bagaimana menyiapkan generasi emas yang beriman, berilmu dan berakhlak.

Untuk melahirkan generasi terbaik masa depan, setiap komponen harus berupaya untuk bagaimana membentuk lingkungan yang menjadi energi positif. Membentuk karakter setiap orang yang hadir di lingkungan itu secara alamiah.

Maka untuk itu, kepada para santri dan guru-guru di dayahnya, Tu Sop berpesan untuk terus berkiprah menjadi teladan yang baik bagi generasi selanjutnya.

“Melalui panggung Gema Muharram ini, saya menitipkan pesan pada semuanya. Jadilah seperti salju yang lembut, tetapi mampu memberikan pengaruh yang dominan pada setiap yang bersentuhan dengannya,” tutup Tu Sop.

Ketua umum Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Tgk Ihsan saat ditanya mengatakan ini merupakan acara khusus penutupan serangkain kegiatan menyambut tahun ajaran baru.

Dalam kegiatan tersebut diadakan sejumlah musabaqah antar santri. Diantaranya, musabaqah hifzul kutub, qiraatul kutub dan fahmil kutub.

Tarmizi Age, warga Bireueun yang telah menetap di Jakarta saat menghadiri acara tersebut mengatakan, penutupan Gema Muharram cukup meriah. Dengan penampilan berbagai kreatifitas dan seni.

Baca Juga  Arena Festival Jadi Arena Doa Bagi Tu Sop

Seperti drama musikal, rapai dan pemutaran film berdurasi 40 menit yang mengisahkan perjalanan santri dalam menggapai cita-cita.

“Film berjudul ‘merangkai asa menembus cita-cita’ itu mendapat perhatian yang cukup baik dan aplus dari seribuan lebih orang yang memenuhi komplek dayah yang terletak di Jeunieb, Bireuen itu,” tutur Tarmizi Age.[ril | red 01]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *