halaman7.com – Langsa: Pemerintah Kota (Pemko) Langsa serius dalam menangani persoalan stunting. Untuk peningkatan kualitas manusia Indonesia yang merupakan salah satu misi sebagaimana tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Salah satu indikator dan target adalah prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek-red) pada balita yaitu 14 persen pada tahun 2024 mendatang.
Demikian komitmen itu ditegaskan Pj Walikota Langsa, Ir Said Mahdum Majid saat membuka diseminasi audit kasus stunting pertama Kota Langsa di aula Sekda, Rabu 19 Oktober 2022.
Menurutnya, adapun indikator prevalensi stunting juga merupakan indikator tujuan pembangunan berkesinambungan. Khususnya pada tujuan kedua yaitu menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik serta meningkatkan pertanian berkelanjutan serta prevalensi stunting pada anak di bawah lima tahun.
Audit kasus stunting adalah identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainnya yang memadai sebagai basis seleksi kasus dan kajian.
Untuk itu diharapkan semua pihak yang terkait untuk mengidentifikasi risiko pada audit kasus stunting. Dengan menemukan atau mengetahui risiko-risiko potensial penyebab langsung dan penyebab tidak langsung terjadinya stunting.
“terutama pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita,” terangnya.[ril | Antoedy]