Malik Mahmud Harus Bertanggung Jawab Wujudkan Janji  MoU

halaman7.com – Banda Aceh: Aktivis pergerakan Aceh, Tarmizi Age menyatakan, Malik Mahmud Al Haythar harus bertanggung jawab untuk mewujudkan janji yang tertuang dalam MoU Helsinki.

Beberapa waktu lalu telah dilakukan pembentukan tim penyelesaian MoU Helsinki. Apakabar kalian sekarang,” tanya Tarmizi Age yang akrab disapa Al Mukarram, Minggu 24 Seperempat 2023, malam.

Lelaki yang lama menetap di Denmark itu jyga mempertanyakan sejauh mana sudah mereka bekerja untuk penyelesai MoU Helsinki. Tim ini dibentuk Wali Naggroe, Malik Mahmud Al-Haythar.

Sebuah perjanjian yang ditanda tangani RI-GAM dan Malik Mahmud Al-Haythar mewakili GAM. MoU itu sendiri bertujuan untuk menghentikan perang panjang di Aceh.

Sejauh mana tanggung jawabnya. Apa cukup hanya dengan pembentukan lembaga wali nanggroe dan beberapa kepentingan khusus lainnya.

“Rakyat Aceh bagai mana, janji-janji MoU lainnya bagai mana,” tanya Tarmizi.

Memang, lanjut Tarmizi, penandanganan MoU Helsinki berhasil menukar senjata dengan damai. Senjata dimusnahkan, senjata di potong, Aceh dapat konpensasi, dana otsus dan hak-hak lainnya dalam perjanjian. Tapi apa kesudahannya hari ini.

Pun demikian, rasanya tidak terlihat ada proses yang berjalan pada semua segmen, termasuk bendera yang belum berkibar. Apa sebenarnya yang sedang terjadi di bumi Serambi Mekkah.

Al Mukarram kembali bertanya,  jelang 20 tahun Damai Aceh, apa dampak kepada rakyat di Tanah Rencong

“Setelah puluhan ribuan orang diregut nyawa oleh konflik. Apa kesudahannya, patut dipertanyakan,” ujar Tarmizi.

Karenanya, Malik Mahmud Al Haythar patut sekali bertanggung jawab untuk ini semua, tersangkut perdamaian Aceh.

Ada Dana Otsus triliunan yang yang turun ke bumi Aceh, untuk siapa? Hingga Aceh dinobatkan daerah termiskin di Sumatera.Siapa yang kuras?

Baca Juga  Mantan Aktivis GAM di Denmark Curhat ke Jokowi

Berapa banyak yang diperuntukkan kepada mantan kombatan GAM, anggota GAM mana saja yang dapat manisan dari dana otsus itu?.

Dikatakan, pejuang yang dulunya gigih di medan tempur, banyak yang keliatan morat marit.

Padahal dengan triliunan dana Otsus, bisa saja mantan petempur GAM terbantu. Minimal cukup buat nafkah bulanan keluarga mereka di rumah.

“Sebagai orang yang pernah hidup dimasa konflik dan damai, tentu banyak hal kita rasakan,” ujar Tarmizi.

Bahkan ada kabar dulu pernah di beri dana diat yaitu dana untuk tentara GAM yang syahid. Setelah itu senyap, lenyap, seketika dan tak ada kabar lagi (pheh kah – pheuh kee), ada apa ini?

“Kita berdoa semoga damai Aceh terpelihara, keadilan tewujud, kemakmuran dan kesejahteraan di rasakan rakyat Aceh,” tutup Tarmizi Age.[ril | red 01]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *