Revitalisasi Mematikan Kota Tua Pasar Peunayong

Mural di salah satu sudut Pasar Peunayong, Banda Aceh.[FOTO: h7 - iranda novandi]

halaman7.com – Banda Aceh: Revitalisasi Pasar Peunayong yang dicanangkan Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh sepertinya menjadi produk gagal. Pengalihan fungsi dari pasar Peunayong menjadi Kota Tua, pusat kuliner dan taman kota masih hanya sebatas impian dan harapan.

“Peunayong saat ini menjadi kota mati,” ujar Direktur Emirates Development Research (EDR) Aceh, Usman Lamreung, Sabtu 29 Juni 2024.

Dikayakan, kota tua menjadi slogan dan program penataan Pemko seakan terlupakan, tidak selesai, terbengkalai dan jorok.

Slogan kota tua hanya hasrat penguasa, tapi tak becus dilakukan penataan. Padahal bila penataan Punayong benar-benar serius akan berdampak besar pada PAD daerah. Bisa menjadi ikon kota Banda Aceh sebagai titik nol sejarah kota tua Banda Aceh.

“Relokasi pasar dan penataan peunayong menjadi kota tua dan pusat kuliner adalah produk gagal dan menjadi kota mati,” tegas Usman.

Menurutnya, dulu Peunayong didesain Belanda sebagai Chinezen Kamp (tenda) atau Pecinan. Peunayong dihuni warga Cina dari Suku Khe, Tio Chiu, Kong Hu, Hokkian dan etnis lainnya. Kawasan tersebut menjadi pusat perdagangan, cukup menonjol. Berdagang merupakan mata pencaharian utama suku Cina, yang umumnya tumbuh di lingkungan pusat bisnis.

“Pada masa kini Peunayong menjadi kota sepi, kotor dan hilang fakta sejarah masa lalu kota Banda Aceh,” pungkas Usman.[ril | red 01]

Facebook Comments Box

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *