Bagi Beriman, Insentif Guru Ngaji Bukan Hanya Jargon Kampanye Pilkada

halaman7.com – Aceh Tengah: Bagi Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 01, Bardan SaidiKarimansyah (Beriman), insentif bagi guru ngaji, bukan hanya sekedar jargon dalam kampanye Pilkada saja. Namun, itu menjadi salah satu janji prioritas yang akan ditunaikan, jika terpilih nanti.

Pasalnya, seIama ini insentif bagi guru mengaji selalu menjadi topik hangat dalam setiap kampanye politik Pilkada di Aceh Tengah. Namun, harapan akan perhatian nyata sering kali berakhir dengan kekecewaan.

Setelah masa kampanye usai, janji yang digembar-gemborkan tak jarang tak sesuai dengan realisasi. Kondisi ini mencerminkan kurangnya komitmen terhadap peran penting guru mengaji dalam membentuk moral dan akhlak generasi muda.

Beda halnya dengan Calon Bupati Aceh Tengah, Bardan Sahidi. Di mata mantan anggota DPR Aceh ini, insentif untuk guru mengaji tidak hanya menjadi sekadar janji politik. Sebab, guru mengaji memiliki peran vital dalam menanamkan nilai-nilai agama dan membangun karakter masyarakat yang bermoral.

“Guru mengaji adalah pilar pendidikan nonformal yang mendidik generasi kita untuk menjadi individu yang berakhlak mulia. Sudah seharusnya mereka mendapat perhatian yang layak dari pemerintah. Hal itu akan menjadi fokus kita nanti, jika terpilih” ujar Bardan, Kamis 19 September 2024.

Bardan bersama Calon Wakil Bupati Karimansyah meyakinkan, program insentif bagi guru mengaji akan menjadi salah satu prioritas utama jika terpilih memimpin Aceh Tengah.

Menurutnya, insentif tersebut bukan hanya tentang penghargaan materi, tetapi juga sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi para guru dalam menjaga nilai-nilai agama di tengah masyarakat.

Untuk merealisasikan program ini, Bardan dan Karimansyah telah menyusun langkah strategis. Langkah pertama adalah melakukan pendataan yang akurat terhadap jumlah guru mengaji di Aceh Tengah.

Baca Juga  Karimansyah: Butuh Ikat Pinggang Selamatkan Keuangan Daerah

Data ini penting untuk memastikan bahwa program insentif tepat sasaran dan tidak ada pihak yang terlewat. Selain itu, transparansi dalam pendataan juga akan menjadi prioritas untuk mencegah potensi penyalahgunaan dana.

Langkah kedua adalah mengalokasikan anggaran khusus melalui APBD untuk insentif guru mengaji. Bardan menyebut bahwa alokasi ini dapat dilakukan dengan menyesuaikan prioritas pengeluaran daerah.

“Kita juga membuka peluang kerja sama dengan pihak swasta dan lembaga filantropi untuk memperkuat dukungan dana bagi program ini,” ujar Bardan.

Selain insentif rutin, Bardan dan Karimansyah juga berencana memberikan penghargaan khusus bagi guru mengaji yang telah menunjukkan prestasi atau dedikasi luar biasa. Penghargaan ini dapat berupa bantuan kesejahteraan tambahan, pelatihan peningkatan kapasitas, atau program pengembangan lainnya.

“Kami ingin memastikan bahwa guru mengaji merasa dihargai dan termotivasi untuk terus mengabdi,” jelas Bardan.

Bardan menaruh harapan besar bahwa program insentif ini akan berdampak positif bagi keberlanjutan pendidikan agama di Aceh Tengah. Dengan insentif yang layak, ia yakin para guru mengaji akan lebih termotivasi dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat menarik minat generasi muda untuk melanjutkan estafet menjadi pendidik agama di masa depan.

“Insentif ini bukan hanya soal uang, tetapi juga tentang menjaga marwah dan keberlangsungan pendidikan agama di Aceh Tengah. Kita harus memastikan bahwa generasi kita tumbuh dengan pondasi agama yang kokoh,” tambah Karimansyah.

Melalui program ini, Bardan dan Karimansyah optimis dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan pendidikan agama secara menyeluruh.

“Kami tidak ingin isu insentif guru mengaji hanya menjadi slogan kampanye. Ini adalah komitmen nyata yang harus diwujudkan demi masa depan Aceh Tengah yang lebih baik,” pungkas Bardan.[ril | red 01] 

Baca Juga  Kapolda Jumpai Mantan, Wakapolda ke Warakauri

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *