halaman7.com – Aceh Tengah: Kabupaten Aceh Tengah dengan topografi pegunungan memiliki risiko tinggi terhadap berbagai bencana alam. Seperti tanah longsor, banjir bandang, hingga gempa bumi.
Sebagai daerah yang sering dilanda bencana, penting bagi Aceh Tengah untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Calon Bupati Aceh Tengah nomor urut 01, Bardan Sahidi, menilai sudah saatnya kabupaten ini memiliki pusat pelatihan siaga bencana yang terorganisir dan modern.
Bardan menegaskan, pusat pelatihan tersebut akan menjadi wadah untuk melatih masyarakat dan relawan agar siap menghadapi segala kemungkinan bencana.
“Kesiapan menghadapi bencana tidak hanya tentang reaksi saat bencana terjadi, tetapi juga tentang bagaimana kita memitigasi risikonya sejak dini,” ujar Bardan, Selasa 19 Nopember 2024.
Menurutnya, keberadaan pusat pelatihan ini akan menjadi langkah strategis untuk membangun masyarakat yang tangguh terhadap bencana.
Selama menjabat sebagai anggota DPRA, Bardan sudah aktif dalam berbagai kegiatan kemanusiaan bersama PMI dan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Tidak hanya terlibat dalam penggalangan bantuan, tetapi juga dalam membina relawan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menangani situasi darurat.
Dengan pengalamannya ini, Bardan yakin bahwa pembentukan pusat pelatihan siaga bencana akan berdampak signifikan bagi Aceh Tengah.
Bersama Calon Wakil Bupati Karimansyah, Bardan telah menyusun rencana strategis untuk mewujudkan Pusat Pelatihan Siaga Bencana. Langkah pertama adalah menggandeng lembaga terkait seperti PMI dan Tagana untuk merancang kurikulum pelatihan.
Pelatihan ini akan mencakup simulasi bencana, pertolongan pertama, evakuasi, hingga pengelolaan logistik saat darurat.
Tahap berikutnya adalah membangun infrastruktur fisik pusat pelatihan yang dilengkapi dengan fasilitas modern. Lokasi strategis akan dipilih untuk memudahkan akses. Sementara peralatan seperti simulator gempa, peralatan evakuasi, dan teknologi kebencanaan akan disiapkan.
“Pusat ini juga akan dirancang untuk menjadi pusat komando saat terjadi bencana, sehingga dapat berfungsi ganda,” paparnya.
Bardan dan Karimansyah juga berkomitmen untuk melibatkan masyarakat dalam program ini. Mereka berencana mengadakan pelatihan rutin bagi warga, terutama di daerah-daerah rawan bencana. Selain itu, setiap desa akan didorong untuk memiliki tim relawan siaga bencana yang terlatih dan dilengkapi dengan peralatan dasar seperti tenda darurat dan perlengkapan pertolongan pertama.
Pendanaan menjadi salah satu aspek penting dalam program ini. Bardan memastikan anggaran khusus akan dialokasikan untuk kegiatan ini. Baik melalui APBD maupun dana bantuan dari pemerintah pusat.
Mereka juga berencana bekerja sama dengan sektor swasta dan lembaga donor internasional untuk memperkuat pendanaan dan dukungan logistik.
Menurut Bardan, keberadaan pusat pelatihan ini juga akan mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mitigasi bencana. Program edukasi akan menjadi bagian integral dari pusat ini, termasuk kampanye kesadaran di sekolah-sekolah dan komunitas.
“Masyarakat harus menyadari bahwa kesiapsiagaan bencana adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Dengan komitmen dan langkah-langkah strategis yang disiapkan, Bardan optimis, Aceh Tengah dapat menjadi daerah percontohan dalam penanganan bencana.
“Kita tidak bisa mencegah bencana, tetapi kita bisa meminimalkan dampaknya dengan kesiapsiagaan yang maksimal. Pusat Pelatihan Siaga Bencana adalah langkah awal menuju Aceh Tengah yang lebih tangguh,” tutupnya.[ril | red 01]