halaman7.com – Aceh Tengah: Ketua DPD GMNI Provinsi Aceh, Satria Darmawan meminta Kapolda Aceh untuk mengevaluasi Satuan Intel Polres Aceh Tengah terkait dengan kekisruhan yang terjadi dalam kegiatan dialog antar tokoh pemuda dan mahasiswa yang diselenggarakan di Tugu Aman Dimod, Kampung Kutini Reje, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah, Rabu 3 September 2025, malam.
Kegiatan yang sebelumnya berlangsung khidmat sempat terhenti lantaran Anggota Polres Kabupaten Aceh Tengah mempertanyakan surat izin yang mereka miliki.
Dalam proses dialog yang terjadi antar peserta kegiatan dan Kasat Intel Polres Aceh Tengah, Tiba-tiba salah seorang oknum polisi melakukan tindakan yang anarkis dengan cara membentak meminta untuk menurunkan spanduk secara paksa.
Perbuatan oknum Polisi tersebut kemudian menyulut emosi peserta kegiatan sehingga kegiatan sempat hampir chaos.
Parahnya lagi berdasarkan kesaksian mereka oknum Polisi tersebut sempat mengajak berkelahi satu lawan satu.
“Saya sangat menyayangkan tindakan represif yang dilakukan oknum polisi tersebut yang bertentangan dengan prinsip humanis,” kata Sartia, Kamis 4 September 2025.
Menurut Satria saat ini institusi Polri sedang disorot terkait dengan manajemen penanganan aksi massa yang buruk, bahkan muncul petisi mencopot Kapolri. Sebab itu sikap arogansi anggota Polri sangat dilarang dalam menjalankan tugas.
Tokoh muda Aceh Tengah ini menagih janji Kapolda Aceh untuk mengawal aksi demontrasi damai dan sejuk.
“Sebab itu, Kami baik secara pribadi dan secara organisasi meminta Kapolda Aceh untuk melakukan pembinaan terhadap Oknum Anggota Polres Aceh Tengah tersebut,” ujarnya.[ril | red 01]