halaman7.com – Banda Aceh: Langkah, Rezeki, Pertemuan dan Maut adalah Allah yang menentukan. Itulah hikmah yang bisa dipetik dari pengalaman mantan senator Aceh Adnan NS yang mendapat rezeki yang tak terduga.
Meskipun rezeki itu berupa makanan (nasi kotak) dan BBM jenis pertalite, namun itulah skenario Allah pada seorang deklamator lahirnya Kabupaten Aceh Jaya itu.
Namun ada kisah menarik dan bisa menjadi pelajaran di balik pemberian sedekah bagi seorang Adnan NS ini. Kisah mantan senator atau anggota DPD RI asal Aceh priode 2004-2009 itu berawal pada, Minggu 17 Mei 2020 sore.
Senja itu, Adnan bersama cucu Muhammad Restu Darmawan mengumpulkan sejumlah goni pupuk berisikan lumpur di kompleks BPKP pascabanjir untuk dijadikan bakal pupuk organik.
Goni itu juga mau digunakan untuk menanam sayur kembali. Karena, semua tananam yang ditanam saat lockdown lalu mati terendam banjir.
Tiba-tiba muncul dua orang yang berboncengan mengendarai sepeda motor dan berhenti di depannya serta langsung menyerakan panganan berbuka buasa.
“Pak katanya, sambil menyerahkan dua nasi kotak. Ini ada sadakah paket berbuka,” ujar Adnan meniru ucapan sang penunggang kuda besi itu.
“Saya terperanjat, terima.. jangan.. terima.. jangan… dalam hati ku membathin. Belum sempat besikap dia buru-buru pergi, lalu saya teriak.namun, dua “malaikat” itu telah hilang ditikung jalan. Semoga berpahala bagi yang memberi,” ujar Adnan menceritakan kisahnya itu.
Kemungkinan, lanjut Adnan, mereka pikir saya dan cucu adalah buruh kasar, gembel, atau pemulung yang lagi kerja membersihkan (mengais) sampah di pinggir jalan.
“Sampai di rumah, paket itu kami buka bersama cucu. Wah… Lumanyan juga rupanya. Nasi kotak dengan menu kuah beulangong,” ujar Dosen Komunikasi Unida ini.
Adnan mengaku terharu bercampur sedih. Dalam bathin nya bertanya, bertanda apakah ini? wajarkan bantuan di saat senja itu untuk saya? Apa tidak salah alamat? Pikiran Adnan berkecamuk dengan berbagai pertanyaan tersebut saat kaki mengayun langkah kembali ke rumah.
Sempat terpikir mau diberikan ke orang lain. Namun, saat itu, tak ada seorangpun yang lalulalang. Karenanya, begitu sampai di teras rumah, langsung panggil Cacha dan Fathin. Dua cucu ini paling doyan makan ayam. Tapi begitu dibuka ternyata bukan ayam, melainka kari sapi.
Akhirnya kuwah beulangong itu adalah rezeki untuknya Atoknya. Lagi pula Adnan NS “rajanya” kari sapi.
Dorong Sepeda Motor
Pengalaman nyaris sama juga dialaminya dua pekan lalu. Dalam perjalanan ke Surien tiba-tiba, sepeda motor yang dikenderai kehabisan minyak.
Tanpa pikir panjang, Adnan pun mendorong sepeda motor itu untuk balik ke rumah. Baru beberapa ratus meter mendorong, ia pun berhenti sejenak di bawah pohon rindang sambil kembali mengumpulkan tenaga. Maklum faktor usia. Kalau waktu muda lalu, jangankan sepeda motor, mobilpun sanggup di dorong sendiri.
Setelah menelpon ke rumah, sambil menanti antaran bensin yang dibeli.Tiba-tiba muncul seseorang menghampiri. “Apa benar bapak yang tadi mendorong kereta (sepeda motor) – bukan kereta api ya – dari Simpang Tiga tadi,” katanya.
“Iya,” kata saya polos.
“Rusak apa pak,” tanya nya lagi.
“habis bensin,” jawab Adnan.
Diam-diam ternyata di tangan kanannya disembunyikan bungkus plastik berisikan pertalite dan langsung disodor ke Adnan.
“Saya lupa bawa duit,”
“Tak apa, ini sadakah saya buat bapak,” ujarnya dan Adnan langsung menimpali semoga anda berpahala dan pria itu pun langsung tancap gas.
Dari dua pengalaman manis yang dirasakan ktu, Adnan merenung, begitulah kadang kalau kita sering memberi pada masa lalu atau anak kita sering menolong orang saat genting, lalu orang lain menolong kita. Sebagaimana janji Allah Swt tentang balasan orang gemar bersedekah, maka hartanya tidak berkurang.[andinova | red 01]