halaman7.com – Langsa: Ratusan karyawan pensiunan PTPN-I Aceh di Langsa, melakukan aksi unjukrasa menuntut pembayaran santuan hari tua (SHT) di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Langsa.
Unjuk rasa yang mendapatkan pengawalan dari personel Polres Langsa dimulai pukul 09.00 wib. Di depan anggota dewan ini, pengunjukrasa menyerukan agar dapat menyelesaikan pembayaran SHT yang sudah bertahun-tahun belum di lunasi.
Pengujukrasa yang datang menumpangi sejumlah minibus dan dump truk ini membawa spanduk bertuliskan yakni “Nasib pensiunan PTPN-I hidup segan mati satu persatu”, “Direksi bayarkan santunan hari tua kami”, “Direksi zolim, tidak adil, bayar SHT pilih kasih mendahulukan kroni-kroni, kami datang bukan untuk mengemis tapi menuntut hak-hak kami”, Meneg BUMN copot diteksi: Uri, Desmanto dan Faisal telah gagal memenej PTPN-I Aceh”, “Meneg BUMN jangan kirim direksi tolol ke PTPN-I Aceh”.
Pengunjukrasa yang mayoritas paruh baya ini merupakan pensiunan PTPN-I dari Seumentok, Kebun Lama, Pulo Tiga dan Cot Girek Lhoksukon, membawa replika keranda mayat, namun tidak mengurangi semangat semua pengunjuk rasa terus meneriakkan yel-yel.
Setengah jam melakukan aksi di DPRK, ratusan pengunjukrasa bergerak ke Kantor Direksi PTPN-I yang berada di Jalan Kebun Baru Gampong (desa) Paya Bujok Seulamak, Kecamatan Langsa Baro.
Di Kantor Direksi pengunjukrasa berkumpul di depan pintu gerbang yang dikawal Satpam Perusahaan dan personel Polres Langsa. Setelah berdialog akhirnya pendemo diberikan masuk dengan catatan tidak membuat anarkis.
Koordinator aksi Yunizam meminta pihak direksi agar dapat segera menyelesaikan SHT yang sudah menunggak dan tidak menunda-nunda dalam pembayarannya.
“Lunaskan SHT dan mengajak pengunjuk rasa rapatkan barisan, agar tidak terjadi anarkis,” serunya.
Selama satu jam lebih menggelar aksi sembari menyerukan yel-yel dengan menyerukan tuntutan mereka agar segera membayarkan SHT dan pihak direksi berkomitmen untuk membayarnya.
Direktur Utama PTPN-I, Uri Mulyari, keluar dari ruangannya untuk menemu pengunjukrasa dan saat itu suara yel-yel pendemo pecah dengan meneriaki “bayar SHT kami, jangan ditunda-tunda, kami tidak butuh penjelasan tapi meminta komitmen pihak direksi”.
Namun, saat Uri Mulyari hendak memberikan penjelasan ratusan pendemo pun meneriakinya.Akhirnya, Uri Mulyari masuk kembali ke ruangannya dan pengunjukrasapun diajak mediasi di ruang rapat direksi.
Hanya saja, saat mediasi yang dibicarakan hanya terkait sejarah dan perjalanan PTPN I oleh Direktur Utama, Ury Mulyari, didampingi para direksi perwakilan. Hal ini tentu membuat pengunjukrasa langsung interupsi dengan alasan agar menyampaikan komitmen dari tuntutannya.
Mediasi pun alot hingga pukul 16.00 WIB baru selesai dan pendemo. Dimana disepakati pihak Direksi PTPN-I tetap berkomitmen membayar SHT dengan cara mencicil, membentuk tim bersama guna menyelesaikan SHT dan tim dimaksud terdiri dari perwakilan pensiunan perusahaan dan pihak manajemen perusahaan. Tujuannya, untuk mengurus pinjamam perbankan guna menyelesaikan SHT yang masih tertunggak.
Kemudian, pihak direksi berupaya melakukan restrukturisasi kredit, sehingga bisa dialokasikan memenuhi pembayaran SHT dimaksud. Usai mediasi itu ratusan pendemo pun membubarkan diri secara tertib.[habib/red 01]