Disdik Langsa Lakukan Simulasi KBM New Normal

halaman7.comLangsa: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Langsa melakukan simulasi new normal. Sosialisasi ini diperuntukan saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di dua sekolah. Masing-masing SD Negeri 11 dan SMP Negeri 3 Langsa.

Dipilihnya simulasi di dua sekolah ini sebagai pilot project new normal PPDB. Bertujuan untuk mensosialisasi kepada seluruh sekolah dan masyarakat. Tentang tata cara pendaftaran peserta didik baru pada Juni ini.

“Semua aturan berujuk kepada protokol kesehatan Covid-19,” terang Kadisdikbud Langsa Dra Suhartini MPd, kemarin.

Tahun ini, PPDB masih sama seperti tahun lalu. Seluruh sekolah melalui metode luar jaringan (luring). Dimana saat mendaftar, wali murid diminta membawa syarat pendaftaran dan langsung mendaftar ke sekolah yang dituju.

Adapun ketentuan yang harus dipatuhi yakni, memakai masker, mencuci tangan, mengukur suhu tubuh, mengisi formulir di dalam ruangan maksimal 15 orang. Setelah itu mnyerahkan berkas kepada panitia dan kemudian pulang melalui pintu keluar yang berbeda dengan pintu masuk.

Lanjut Suhartini lagi, selain itu pihaknya juga melaksanakan simulasi new normal KBM masuk sekolah di SMP Negeri 3 Langsa bersama Kepsek, Sopian MPd.

“Simulasi ini juga bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat. Jika nanti diberlakukannya kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan secara tatap muka,” sebutnya.

covid-19

Namun, tentunya semuanya atas instruksi pemerintah pusat dan Gugus Tugas Covid-19. Dalam hal ini Disdikbud mempersiapkannya dengan matang. Bukan dari sisi pendidikannya saja, namun juga dari sisi kesehatannya.

Semua proses simulasi KBM dilaksanakan di mulai dari sekolah. Menyiapkan alur lululintas pengantaran peserta didik dengan jalur satu arah. Agar tidak terjadi kemacetan dan antrian yang panjag di depan gerbang sekolah.

Baca Juga  Pj Walikota Sabang Kumpulkan Para Keuchik

Kemudian, wali murid mengatar putra/putri di depan gerbang sekolah dengan kesiapan APD. Seperti memakai masker, membawa face shield dan bekal makanan anak.

Selain itu, mencuci tangan dan mengukur suhu tubuh, menerapkan berdiri jarak di atas batas yang telah disiapkan. Masuk ke ruang kelas satu persatu dan duduk berjarak. Dalam 1 kelas, hanya berisikan maksimal 15 orang. Ketika mengikuti PBM peserta didik menanggalkan masker dan memakai face shield sebagi pelindung area wajahnya dari droplet.

Untuk durasi jam belajar satu jam pelajaran hanya 30 menit. Ketika jam istirahat mereka di dalam kelas dan mengonsumsi bekal makanan dari rumah.

“Namun sebelum masuk sekolah dilakukan penyemprotan disinfektan terlebih dahulu. Sedangkan masker dan face shield disiapkan sekolah,” ujarnya.

Sementara, untuk pengadaan masker dan face shield pihaknya menyarankan pihak sekolah. Dengan melibatkan pihak ketiga yang ada di Kota Langsa sebagai mitra dalam rangka sektor jasa.

Hal ini bertujuan memberikan kontribusinya kepada pengrajin home made yang ikut juga kena dampak ekonomi akibat dari Covid 19 ini.

“Hal ini juga menepis isu di masyarakat bahwa semua pengadaan masker dan face shield Disdikbud yang menyiapkan,” tegas Suhartini.[Antoedy]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *