Pejuang Kebebasan Pers itu Telah Tiada

Para rekan dan sabahat wartawan saat melayat ke rumah duka.[FOTO: h7 - dok Merah Sakti]

Catatan: Iranda Novandi

 DUNIA Pers Indonesia, sedang berduka. Seorang pejuang kebebasan pers di negeri ini telah tiada. Sosok Atmakusumah Astraatmadja, begitu terkenal akan perjuangannya atas kebebasan di negeri ini.

Kini sosok, kelahiran 20 Oktober 1938, tepat pada 2 Januari 2025, telah tiada, dipanggil Illahi Rabbi. Kabar duka ini pertama sekali saya dapat dari grup whatshaap Penguji UKW PWI. Almarhum meninggal dunia pukul 13.05 WIB.

Putra dari orang tua, Joenoes Astraatmadja (ayah) dan Ratu Kartina (ibu), hari ini, Jumat 3 Januari 2025, almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebun Nenas, Jakarta.

Sepanjang kariernya di dunua jurnalistik, Atma, sapaan akrabnya terus berjuang akan kebebasan pers di Indonesia.

Selama 30 tahun terakhir ia berbicara pada seminar dan lokakarya tentang jurnalisme serta kebebasan pers dan berekspresi di sekira 40 kota besar dan kecil di Indonesia.

Atas perjuangan yang terus dan getol inipun, suami dari Sri Rumiati Atmakusumah, mendapatkan Penghargaan Ramon Magsaysay pada 2000 untuk Jurnalisme, Sastra, dan Seni Komunikasi Kreatif, yang disampaikan The Ramon Magsaysay Award Foundation di Manila pada 31 Agustus 2000.

Penghargaan itu atas perannya dalam meletakkan fondasi profesional dan kelembagaan bagi era baru kemerdekaan pers di Indonesia.

Tidak hanya itu, delapan tahun kemudian, Atmakusumah juga memperoleh Penghargaan Kebebasan Pers 2008 dari Aliansi Jurnalis Independen. Atma dinilai menunjukkan dedikasi dan komitmennya dalam memperjuangkan pers di Indonesia dan Lifetime Achievement dalam Anugerah Dewan Pers 2023 atas pengabdian dan jasanya kepada dunia pers.

Salah satu pondasi yang kuat dari perjuangan kebebasan pers itu, bapak tiga anak ini, dipercayakan menjadi Ketua Dewan Pers Independen yang pertama, sejak Mei 2000 sampai Agustus 2003.

Baca Juga  Mantan Danrem Teuku Umar Jadi Danjen Kopassus

Dalam berbagai karyanya, Atmakusumah juga kerap menulis buku tentang kebebasan pers. Diantaranya, “Kebebasan Pers dan Arus Informasi di Indonesia” pada 1981. “Kebebasan Pers dan Ekspresi: Tuntutan Zaman” (2009), “Pers Ideal untuk Masa Demokrasi” (2018) dan Membangun Pers Independen pada 2023.

Almarhum juga kerab mengisi berbabagi kegiatan jurnalistik di hampir seluruh Indonesia. Salaj satunya, menjadi pengajar pada Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang diselenggarakan PWI Pusat dan PWI Aceh pada 2013.

Dalam menularkan ilmu jurnalistiknya, Atmakusumah, menjadi pengajar di Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS), pusat pendidikan dan pelatihan jurnalistik praktis di Jakarta, sejak 1992 sampai akhir hayatnya.

Atas dedikasinya, Atmakusuma juga dipercaya menjadi Direktur Eksekutif LPDS (1994–2002), Ketua Tim Ombudsman harian Kompas (2000–2003), anggota Dewan Pakar LPDS sejak Maret 2003.

Selamat jalan Pak Atmakusuma. InsyaAllah Husnul Khatimah dan semoga semua amalan baik mu diterima-NYA.[]

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *