halaman7.com – Banda Aceh: Penyebaran Islam di Aceh diperkirakan di mulai dari dataran Gayo, hingga menyebar secara menyeluruh ke nusantara. Meski tak bisa di pungkiri, Islam juga sudah berkembang dan tumbuh di sejumlah daerah di Aceh seperti di Peurelak dan Nusantara.
Begitu kesimpulan awal yang bisa dipetik dari perbincangan lewat webinar tentang “Sejarah Masjid Tua di Gayo” yang diselenggarakan Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Universitah Syiah Kuala (USK) melalui zoom meeting, Rabu 6 Juli 2022.
Yusradi Usman al-Gayoni, Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Gayo selaku pemateri dalam webinar tersebut mengatakan, pembangunan tempat ibadah di Dataran Tinggi Tanoh Gayo tidak terlepas dari masuk dan berkembangnya Islam di negeri para aulia tersebut.
“Periode masuk, dari Perlak melalui aliran sungai yang melalui Peurelak, naik ke atas, lalu ke Serule, sampai ke Isak, yang dibawa Meurah Malik Ishaq. Nama Isak dari nama Meurah Malik Ishaq. Kira-kira, tahun 900-an masehi,” kata Yusradi.
Dalam webinar yang bahasannya fokus ke Masjid Asal Gayo Lues serta Masjid Asir-Asir dan Masjid Kebayakan di Aceh Tengah, dengan moderator, Ketua Jurusan Arsitektur dan Perencanaan USK, Dr Laina Hilma Sari MSc, Yusradi mengungkapkan, Meurah Malik Ishak merupakan putra Sultan ke-7 Peureulak, Makhdum Alaiddin Abdul Malik Syah Johan Berdaulat (334-361 H/946-973 M).
“Pada waktu itu, ada dua aliran di Peureulak, Syiah dan Suni. Pengaruh aliran tersebut turut membelah masyarakat Peurelak ketika itu. Satu kelompok, Syiah. Kelompok yang lain, Suni. Dua aliran ini kembali bersatu saat penyerangan Sriwijaya ke Peurelak.
Dalam situasi tersebut dengan adanya serangan Sriwijaya, dalam menyebarkan Islam, membuat Meurah Malik Ishaq ke Gayo. Pada akhirnya, Meurah Malik Ishaq mendirikan Kerajaan Islam Isak di Gayo.
Dari Isak, jelasnya, Islam kemudian berkembang ke Linge, ke Takengon, daerah Gayo lainnya dan pesisir Aceh melalui keturunan Meurah Malik Ishaq, yang di Isaq, Meurah Mege ke Takengon.
Cucu Meurah Mersa yang bernama Meurah Silu atau Malikussaleh, yang juga pendiri Kerajaan Samudera Pasai menyebarkan Islam dari Pasai menyebar ke Nusantara. Dari Linge, ada keturunannya, Meurah Johan, menguatkan syiar Islam ke Aceh Besar dan Banda Aceh sekarang.
“Kemudian, mendirikan Kesultanan Aceh Darussalam pada 601 H/1205 M, 817 tahun yang lalu,” jelas Yusradi.
Menyangkut Masjid Asal di Penampaan berdiri 1214 M, 808 tahun lalu. Disebut Asal, karena masjid pertama di Gayo Lues dan sekitarnya. Bangunan asli Masjid Asal masih ada sampai sekarang.
Berdinding tanah liat, berbahan kayu, atapnya pun masih yang lama. Bentuk aslinya masih dipertahankan, walaupun sudah ada masjid pendukung Masjid Asal di sebelahnya. Dinding masjid yang dari tanah, bisa jadi dicampur dengan putih telor atau tumbuhan lainnya saat itu.
Menurut Yusradi, ini perlu diteliti lebih lanjut. Ornamen di tiang, papan, khas Gayo. Ini menarik, karena motif-motif kerawang Gayo sekarang, sudah ada sejak jaman prasejarah di mana orang Gayo sudah mendiami Mendale (Sumatera sekarang) sejak 8.400 tahun lalu.
Dijelaskan peneliti Masjid Quba Bebesen tersebut, Masjid Asir-Asir menurut data yang terpublikasi sekarang, didirikan 1927. Sebelum masjid yang ada di seberang Wih (Sungai) Pesangan sekarang. Sebetulnya ada seperti mersah atau joyah. Itu yang pertama, baru masjid yang sekarang.
Keterhubungan narasi sejarah ini penting. Sebab, pendirian Masjid Asir-Asir ada kaitannya dengan ulama asal Yaman, Habib Abdillah bin Isa Alhabsyi, yang datang ke Gayo, pada 1800-an dan ikut dalam pembangunan Masjid Asir-Asir.
“Saya memperkirakan, bakal pembangunan Masjid Asir-Asir tadi pada 1890-an, sebelum yang 1927,” sebut Yusradi.
Periode selepas Meurah Malik Ishaq ini, menurut Yusradi, disebut periode perkembangan dan penguatan Islam di Gayo. Seperti di Ketol, Bebesen, Jalung, Asir-Asir, dan Kebayakan.
“Sementara itu, periode masuknya, di Isak. Tentu, menarik juga meliti sejarah dan kearifan arsitektur di Isak, Linge, dan sekitarnya,” katanya.[ril | red 01]