halaman7.com – Langsa: Masyarakat Kota Langsa, larut dalam zikir dan mendengarkan tausyiah di Masjid Raya Darulfalah, Kota Langsa pada Minggu 31 Desember 2023 malam.
Zikir dan tausyah yang bertepatan jelang penutupan tahun (malam pergantian tahun baru masehi) ini, digelar Pemko Langsa untuk mengenang 19 tahun tragedy tsunami yang melanda Aceh pada 2004 silam.
Ustadz Abi Syarkawi M Jamil, Pimpinan Dayah Jamilul Huda, Kabupaten Aceh Tamiang dipercaya memberi tausyiah dan lantunan shalawat dan zikir dipimpin, Tgk Nasruddin SPdI MPd.
Pj Walikota Langsa, Syaridin SPd MPd mengatakan, zikir dan tausyiah ini Insya Allah akan menambah spirit serta mengalirkan energi positif bagi untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa serta rasa syukur kepada Allah SWT. Atas segala rahmat, nikmat dan hidayah-Nya.
Lanjutnya, musibah dan nikmat Allah SWT adalah dua hal berbeda. Tetapi semuanya bermuara kepada Ibadah, bila mampu menyikapinya dengan baik. Dimana ketika musibah dituntut untuk bersabar dan saat diberi kenikmatan, maka dituntut untuk bersyukur kepada-Nya.
Nilai Keimanan
Ustadz Abi Syarkawi M Jamil dalam tusyiahnya menyampaikan syukur Alhamdulillah, karena ditengah hiruk pikuk malam tahun baru masehi, masyarakat Kota Langsa dapat hadir dengan penuh hikmah mengikuti acara zikir dan tausyiah. Ini merupakan sebuah rasa keimanan yang tidak dimiliki banyak orang.
Pimpinan Dayah Jamilul Huda ini menceritakan tentang hikayat Nabi Musa AS yang pernah mengadu kepada Allah SWT terkait dirinya yang digigit semut tatkala sedang duduk di atas kayu lapuk. Serta kisah Nabi Muhammad SAW yang menggambarkan tingkah laku penumpang dalam perahu, karena ada yang iseng melubangi perahu. Sedangkan yang lain diam tidak peduli dan berdalih itu bukan urusannya.
Cerita di atas menggambarkan esensi amar makruf nahi mungkar. Kalau dilingkungan masyarakat terjadi kemungkaran, tapi dibiarkan oleh orang-orang baik dengan alasan bukan urusannya, maka jika ada azab dilingkungan tersebut. Imbasnya tidak hanya dirasakan pelaku saja, tapi juga oleh semua orang disekitarnya.
Sebaliknya, jika orang-orang baik itu memiliki kepedulian, kemudian melakukan pencegahan melalui tindak amar maruf nahi mungkar. Maka yang selamat tidak hanya pembuat kejahatan, tapi semua orang yang berada di sekitarnya.
“Jika kita tidak mau diazab dan doa ditolak Allah SWT, maka jangan biarkan dan berusahalah mencegah perbuatan buruk tersebut sebatas kemampuan kita,” ujar Abi Syarkawi.[Antoedy]