halaman7.com – Banda Aceh: Berisiko dan sangat riskan. Begitulah gambaran kondisi salah satu partai lokal di Aceh, yakni Partai Aceh. Kondisi ini muncul, saat Partai Aceh dengan yakin mendukung pasangan calon (Paslon) Calon Presiden/Calon Wakil Presiden (Capres/Cawapres) nomor urut 02.
Sebagaimana diketahui, Partai Aceh dan seluruh petinggi mantan kombatan telah sepakat dan menentukan sikap Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 untuk mendukung Paslon 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Deklarasi dan dukungan sudah dilasanakan.

Akademisi Unaya, Usman Lamreueng menilai, Partai Aceh dan mantan kombatan tentu telah punya dasar kajian dan analisis apa keuntungan dan kepentingan Aceh lima tahun kedepan. Apakah itu kepentingan dalam keberlanjutan Aceh dalam kekhususan atau kepentingan mendapatkan jatah menteri, dan jabatan lainnya.
Tentu sikap Partai Aceh dengan sikap sebagian rakyat Aceh berbeda dalam penentuan pilihan calon presiden. Sebagai masyarakat Aceh tetap menghormati dan menghargai sikap Partai Aceh dan mantan kombatan yang secara lugas dan tegas mengajak rakyat Aceh untuk memilih pasangan 02.
“Namun sepertinya Partai Aceh harus berjibaku untuk menyakinkan sebagian rakyat Aceh mendukung dan memilih Paslon Presiden 02,” beber Usman Lamreung, Selasa 23 Januari 2024.
Dimana, sebagain rakyat Aceh pada Pilpres 2024, cendrung sudah menentukan pilihan Capres lain yaitu pasangan 01 Anies Bawesdan dan Muhaimin Iskandar dan 03 Ganjar Pranowo bersama Mahfud MD. .
Hal ini perlu menjadi pertimbangan Partai Aceh dan mantan kombatan. Saat ini berbeda dukungan dengan dengan sebagian rakyat Aceh. Bisa saja akan berpengaruh pada suara pemilihan legislatif di DPRA dan DPRK Kabupaten/Kota.
Kilas balik pada Pileg dan Pilpres 2019, Partai Aceh dan rakyat Aceh dulu bersama-sama mendukung Prabowo Subianto sebagai Capres. Namun saat itu sayang Partai Aceh turun dratis suara dan kursi di DPRA dan DPRK seluruh Aceh, banyak suara diambil Partai Nasional (Parnas).
Nah, bila Pileg dan Pilpres 2024 ini dukungan Partai Aceh berbeda dengan sebagian rakyat Aceh. Bisa saja berdampak turunnya lumbung suara Partai Aceh dan kursi di DPRA. Kalau ini terjadi, tentu akan terjadi perubahan dan pergeseran kekuatan politik lokal Aceh.
“Resikonya, bisa macet bagi Partai Aceh yang berkeinginan mencalonkan Muzakir Manaf sebagai Gubernur Aceh pada Pilkada 2024 ini,” beber Usman memberi analisis.
Untuk itu, Usman menyarankan, sebaiknya fokus Partai Aceh adalah pemenangan dan penambahan kursi di parlemen, baik DPRA dan DPRK. Agar tetap menjadi kekuatan politik lokal dalam menjaga kekhususan Aceh yang saat ini mulai linglung.[ril | red 01]