Hari Kemerdekaan
Akhirnya tak terlawan olehku
Tumpah di mataku, di mata sahabat-sahabatku
Ke hati kita semua
Bendera-bendera dan bendera-bendera
Bendera kebangsaanku
Aku menyerah kepada kebanggaan lembut
Tergenggam satu hal dan kukenal
Tanah di mana ku berpijak berderak
Awan bertebaran saling memburu
Angin meniupkan kehangatan bertanah air
Semat getir yang menikam berkali
Makin samar
Mencapai puncak ke pecahnya bunga api
Pecahnya kehidupan kegirangan
Menjelang subuh aku sendiri
Jauh dari tumpahan keriangan di lembah
Memandangi tepian laut
Tetapi aku menggenggam yang lebih berharga
Dalam kelam kulihat wajah kebangsaanku
Makin bercahaya makin bercahaya
Dan fajar mulai kemerahan
Catatan redaksi: Catatan Redaksi: Catatan: Sapardi Djoko Damono adalah seorang guru besar (professor) kelahiran 20 Maret 1940. Ia seorang pujangga terkemuka di Indonesia. Putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian, terkenal dengan puisinya mengenai hal-hal yang sederhana namun penuh makna kehidupan.
Dalam dunia kesastraan Indonesia, Sapardi kerap dipandang sebagai sastrawan angkatan 1970-an.
Baca juga puisi Sapardi Djoko Darmono lainnya: ‘Sajak Desember’ ; ‘Aku Ingin’ ; ‘Atas Kemerdekaan’ ; ‘Tentu. Kau Boleh’