Aceh, News  

Aceh Penerima Info Hoaks Tertinggi di Indonesia

halaman7.com Langsa: Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat, selama periode Maret 2020 hingga Januari 2021 ditengah pandemi Covid-19 terdapat 1.387 informasi hoaks yang beredar.

Menurut survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Provinsi Aceh termasuk dalam tiga daerah yang tingkat penerimaan informasi bohong (hoaks) sangat tinggi bersama Jawa Barat dan Banten.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Langsa, M Husin SSos MM ketika membekali Materi Komunikasi Massa kepada pegawai Kominfo, Minggu 17 April 2022 di Langsa.

“Tugas kita sekarang bagaimana penyebaran hoaks dapat diatasi di ruang digital. Agar generasi penerus bangsa dapat membatasi diri dengan konten-konten yang tidak benar,” ujar Husin.

Dikatakan, ketersediaan saluran komunikasi massa telah menyebabkan penyebaran informasi timbul. Akibat perkembangan tehnologi informasi yang telah merevolusi cara berkomunikasi dan cara masyarakat memperoleh sumber-sumber berita.

Ruang digital telah menjadi sumber informasi yang kerap mengabaikan etika publik. Telah menjadi wadah penyebaran secara luas informasi hoaks dan berbagai konten negatif.

Terkait hal ini, M Husin yang juga mantan Kabag Humas Pemko Langsa, mengatakan, pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap konten-konten yang memuat ujaran kebencian. Missinformasi dan narasi negatif tanpa ada data dan fakta. Untuk suksesnya ini tentu harus ada dukungan semua pihak dalam pengelolaan  informasi hoaks diruang digital.

Adapun cara untuk mengatasinya, lanjut alumnus Komunikasi Fisipol Banda Aceh 1994 ini dengan menerapkan literasi digital dalam setiap penggunaan tehnologi informasi dan komunikasi.

Pertama diantara yang banyak menerima informasi masyarakat dapat mencari, menemukan, memilah dan memahami informasi yang benar dan tepat.

Kedua kemampuan individu dalam mengakses internet harus dibarengi dengan literasi digital. Sehingga individu mengetahui konten yang positif dan bermanfaat.

Baca Juga  IDI Aceh Jaya Gelar Pekan Ilmiah Temu Ramah Insan Kesehatan

Dimana konten negatif yang dapat merusak moral dengan ciri-ciri sumber berita tidak dapat dipercaya. Photo dan video direkayasa, mengandung unsur politis dan menggunakan kalimat provokatif.

Kendati demikian, lanjut Husin, produk hoaks setiap hari tidak pernah sepi. Bisa mengalahkan produk boh rom-rom di bulan puasa, cendol di musim panas.

“Pada hal memproduksi dan menyebarkan informasi hoaks tidak ada manfaatnya sama sekali,” pungkas Husin.[ril | red 01]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *