Pembaca halaman7.com yang berbahagia
KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) telah menetapkan tiga calon presiden dan calon wakil presiden (Capres dan Cawapres) Indonesia ke 8. Para Capres dan Cawapres itu pun, pada Selasa, 14 Nopember 2023, malam telah menarik nomor urut.
Nomor urut 1 dinyatakan milik pasangan Anies Basweda/Muhaimin Iskandar (AMIN), nomor urut 2 diambil pasangan Prabowo Subianto/Gibran Rakabuming Raka dan nomor urut 3 diperoleh pasangan Ganjar Pranowo/Mahfud MD (GAMA).
Dengan telah ditetapkannya sebagai Capres/Cawaspres, maka sudah sah, pada Pemilu 2024 mendatang, Indonesia memiliki tiga Capres/Cawapres untuk dipilih. Nah, sekarang siapakah pilihan Indonesia?.
Ketiga pasangan Capres/Cawapres ini, sudah sangat dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Setidaknya Anies dikenal sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta, Muhaimin Ketua Partai Kebangkitan Bangsa dan juga mantan meteri.
Prabowo dikenal sebagai pendiri dan Ketua Umum Partai Gerindra yang kini menjabat Menteri Pertahanan era Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran terkenal sebagai anak presiden Jokowi dan menjabat Walikota Solo, Jawa Tengah.
Ganjar dikenal mantan Gubernur Jawa Tengah, sedangkan Mahfud MD dikenal sebagai Menko Polhukam masa Presiden Jokowi saat ini. Ini artinya, mereka bukanlah orang baru di balantika percaturan politik Indonesia.
Track record nya tentu banyak orang yang tau, dengan plus minusnya, masyarakat Indonesia cukup mengenalnya. Tidak ada yang memiliki nilai 100, semuanya punya kekurangan dan kelemahan.
Jadi bisa dikatakan tidak ada yang sempurna. Yang pasti, ketiga pasangan Capres/Cawapres ini memiliki cita-cita baik untuk bangsa dan Negara ini. Rakyatnya bisa lebih makmur dan sejahtera.
Biasanya, saat para calon pemimpin Indonesia masa depan ini bertekad membawa kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat di negeri +62 ini. Maka orang-orang pengikutynya yang sering gontok-gontokan. Saling caci maki, umbar aib antara satu dengan yang lain.
Haruskan membangun negeri ini harus membuat luka dulu? Kita sepakat pasti tidak. Karenanya, silahkan berkompetisi secara sehat, mulai dari para capres/cawapres, partai pendukung, tokoh bangsa hingga ke tim sukses dan masyarakat awan tak kenal langsung dengan Capres/Cawapres tersebut. Kita hanya kenal mereka lewat pemberitaan media, baik TV, cetak atau pun media online serta media sosial.
Pertanyaannya, jika ketiga Capres/Cawapres ini ada plus (+) minus (-), lalu siapa yang kita pilih? Dalam pandangan Islam, setiap pekerjaan manusia adalah mulia dan Islam telah menentukan karakter dan sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Karakter dan sifat harus dimiliki seorang pemimpin itu adalah:
Pertama, Shidiq (jujur). Seorang pemimpin wajib berlaku jujur dalam melaksanakan tugasnya. Jujur dalam arti luas. Tidak berbohong, tidak menipu, tidak mengada-ngada fakta, tidak bekhianat, serta tidak pernah ingkar janji dan lain sebagainya.
Kedua, Amanah (tanggung jawab). Setiap pemimpin harus bertanggung jawab atas usaha dan pekerjaan dan atau jabatan yang telah dipilihnya tersebut. Tanggung jawab di sini artinya, mau dan mampu menjaga amanah (kepercayaan) masyarakat yang memang secara otomatis terbeban di pundaknya.
Ketiga, tidak menipu. Pemimpin hendaknya menghindari penipuan, sumpah palsu, janji palsu, keserakahan, perselisihan dan keburukan tingkah polah manusia lainnya. Setiap sumpah yang keluar dan mulut manusia harus dengan nama Allah. Jika sudah dengan nama Allah, maka harus benar dan jujur. Jika tidak henar, maka akibatnya sangatlah fatal.
Keempat, menepati janji. Seorang pemimpin juga dituntut untuk selalu menepati janjinya, baik kepada rakyat. Harus dapat menepati janjinya kepada Allah SWT. Janji pada Allah ini, dalam artian taat beribadah.
Kelima, murah hati. Dalam suatu hadis, Rasulullah SAW menganjurkan agar para pemimpin selalu bermurah hati dalam melaksanakan pemerintahani. Murah hati dalam pengertian; ramah tamah, sopan santun, murah senyum, suka mengalah, namun tetap penuh tanggungjawab.
Keenam, tidak melupakan akhirat. Kepemimpinan adalah perdagangan dunia, sedangkan melaksanakan kewajiban Syariat Islam adalah perdagangan akhirat. Keuntungan akhirat pasti lebih utama ketimbang keuntungan dunia.
Kenapa kami menyampaikan kreteria pemimpin dalam pandangan Islam, karena semua Capres/Cawapres beragama Islam. Selamat memilih pemimpin Indonesia masa depan.[h7]