RUANG Sastra, sepanjang 2024 ini banyak menyita perhatian pembaca setia halaman7.com. Ruang Sastra ini menampilkan karya sastra pilihan hasil seleksi redaksi dan kiriman warga peminat sastra, baik puisi maupun Cerita Pendek (Cerpen).
Dari puluhan puisi yang tayang setiap hari Sabtu ini, redaksi mencatat ada 7 puisi/Cerpen yang popular dan menyita perhatian peminat seni dan sastra di tanah air.
Berikut 7 puisi/Cerpen terpopuler sepanjang 2024 ini.
- Puisi Kangen, karya WS Rendra.
Puisi romantis ini berceritakan rasa rindu seseorang kepada kekasihnya, yang diungkapkan dengan imajinasi liar, khas WS Renda.
Begini sedikit penggalan puisinya:
Engkau telah menjadi racun bagi darahku.
Apabila aku dalam kangen dan sepi
Itulah berarti
aku tungku tanpa api.
- Cerpen Lelaki Sejati karya Putu Wijaya.
Cerpen ini menceritakan pergulatan seorang wanita yang beranjak dewasa yang mulai mencari jati diri dan mulai mengenal cinta.
Sebaik penggalan isi Cerpen tersebut: “Jangan malu, anakku. Sebuah rahasia tak akan menguraikan dirinya, kalau kau sendiri tak penasaran untuk membukanya. Sebuah rahasia dimulai dengan rasa ingin tahu, meskipun sebenarnya kamu sudah tahu. Hanya karena kamu tidak pernah mengalami sendiri, pengetahuanmu hanya menjadi potret asing yang kamu baca dari buku”.
- Puisi Nak… Besok Pemilu, karya Iranda NV
Puisi ini berceritakan kondisi Pemilu 2024. Iranda berbagi rasa, seakan menyampaikan satu hal krusial pada anaknya, yang saat itu baru pertama sekali untuk menentukan hal pilihnya atau sering disebut pemilih pemula.
Secuil baik dari puisi tersebut:
sebelum mencoblos
jangan lupa baca bismillah
sempatkan berdoa untuk negeri mu yang sudah rusak
moga lahir pemimpin yang belum rusak.
- Puisi Bulan Pecah, karya Hasbi Burman.
Hasbi Burman, merupakan salah satu sastrawan romantis asal Aceh, terkenal dengan puisi-puisi pendekanya yang romantis. Puisi bulan pecah ini, menceritakan sisi gelap kondisi taman budaya Aceh kala itu.
Hasbi menyentilnya lewat baik puisi seperti ini:
Selepas senja
cahaya tiarap di punggung sejoli
kerak remuk jadi birahi
di selangkang sejoli
cahaya bulan
tiba-tiba sunyi
dipukul cahaya sejoli
angin malam terbahak pergi.
- Puisi Agama karya KH A Mustofa Bisri.
yang disediakan Tuhan
untuk kendaraan kalian
berangkat menuju hadiratNya
jangan terpukau keindahan saja
apalagi sampai
dengan saudara-saudara sendiri bertikai
berebut tempat paling depan.
Begitu, KH A Mustofa Bisri mengingatkan masyarakat atau warga yang suka menjadikan agama, sebagai jembatan untuk meraih kekuasaan atau pemimpin. Ironi yang terjadi di negeri ini.
- Puisi Surat buat Nona X, karya Hasyim KS.
Hasim KS seorang wastarawan Aceh, juga pernah menjabat redaktur badaya (sastra) di salah satu media cetak terbesar di Aceh. Karyanya, begitu popular di Aceh dan mengangkat banyak sisi.
Salah satu puisinya, Surat Buat Nona X, yang penggalannya, seperti ini:
Nona yang baik
Kuingat pada suatu perjalanan yang menjemukan
Antara belantara Takengon-Blangkejeren
Penduduk yang pasrah – hidup yang statis
Derai abadi hutan cemara
Lagu monoton yang itu-itu juga nona
Nona mungkin belum pernah mendengar
Simponi Lawe Bulan yang menggesek kaki lembah
Perjalanan ini terasa masih menjemukan.
- Puisi Sampai ke Idulfitri, karya LK Ara
Puisi ini bercerita seorang hamba yang berharap Rabb nya bisa menyampaikan puasa Ramadhan yang dijalaninya, bisa sampai ke Idulfitri.
LK Ara melukiskannya seperti ini:
Ya Allah
Bagai besi dibakar
Lalu ditempa
Begitulah aku terbakar
Menempa diri
Untuk sampai ke idulfitri.
Pada 2025, ruang sastra halaman7.com tetap membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin berkontribusi. Redaksi menerima tulisan karya sastra puisi dan cerpen. Karya sastra ini bisa dikirimkan ke alamat redaksi di redaksi.halaman7@gmail.com.
Sampai jumpa pada tahun berikutnya. Jadikan 2025 lebih bermakna dan lebih baik dari 2024.[andinova]