Tafakur
hhhhhhhuuuuuuu
allah
luangkan ruang kanan di gaunggaib gunaguna-Mu
dan kepadanya
berikan
1972
Bismillah
bismillah mawar
bismillah langit bismillah laut bismillah bumi
bismillah hati
bismillah sekali janji
a i u e o a i u e o a i u e o a i u e o
a i u e o a i u e o
a i u e o
patala mawar rinduku
petala langit bapaku petala bumi ibuku
petala laut lukaku
a i u e o
namaku
mari mawar mari bumi
mari hati
mari laut lepaskan ombakmu
mari langit tuangkan anggurmu
mabuk pun aku
bismillah sekali janji
t r r r r r r r a a a a a a a k k k k k k k k
!
Catatan Redaksi halaman7.com: Ibrahim Sattah, penyair asal Tarempa (Pulau Tujuh), Kabupaten Anambas, Kepri.
Ia lahir pada 1943 dan meninggal dalam usia muda 43 tahun pada 1988. Kecintaannya pada dunia kepenyairan menyebabkan Ibrahim meninggalkan karirnya selama 15 tahun sebagai abdi negara. Ibrahim Sattah berhenti sebagai polisi dengan pangkat terakhir Sersan Satu.
Ibrahim Sattah yang ditulis Dasri yang disunting UU Hamidy dkk, dan diterbitkan Depdikbud RI Tahun 1986. Masa kecilnya penuh kesuraman karena terlalu cepat ditinggal kedua orang tuanya.
Kondisi ini menyebabkan pendidikan formalnya tersendat. Ia sempat sekolah di SMP dan SMEP, namun tak ada yang lulus. Begitu pun setelah jadi polisi, ia sempat menyambung ke SMA, tapi juga tak tamat.
Nasib baik, ia diterima tes kepolisian di Tanjungpinang. Dari 97 pelamar, 17 orang dinyatakan lulus, salahsatunya Ibrahim Sattah. Dengan modal Rp500 dan baju seadanya, ia berangkat ke Pekanbaru. Tahun 1963, Ibrahim lulus Sekolah Polisi Negara (SPN) Pekanbaru. Di Pekanbaru, Ibrahim pernah menduduki jabatan sebagai wakil Kepala Pusat Pemberitaan Angkatan Bersenjata perwakilan Riau.
Ibrahim Sattah mulai dikenal ketika puisi-puisinya dimuat di majalah sastra Horison pada tahun 70-an. Ibrahim Sattah bersama Sutardji Calzoum Bachri disebut pembaharu dalam dunia kepenyairan Indonesia angkatan 1970-an.
Ibrahim Sattah dari segi kuantitas, bukan penyair produktif. Puisinya hanya 50 puisi. Karyanya terangkum dalam tiga kumpulan puisi. Dandandid adalah kumpulan puisinya yang pertama (1975), diantaranya telah diterjemahkan oleh Jan Eijkelboom kedalam bahasa Belanda dan oleh Sapardi Djoko Damono bersama McGlinn kedalam bahasa Inggris.
Kumpulan puisinya yang berjudul Ibrahim terbit tahun 1980. Kumpulan puisi ini disiapkan dalam perjalanannya ke Semarang, Yogyakarta, Singapura, Malaysia. Kemudian Haiti, kumpulan puisinya yang terakhir terbit pada tahun 1983.[]