halaman7.com – Banda Aceh: Dalam dua pekan terakhir jumlah orang yang terpapar virus covid-19 di Kabupaten Aceh Besar semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi akibat masyarakat melanggar protokol kesehatan.
Kondisi tersebut, menurut Akademisi Universitas Abulyatama Aceh Besar, Usman Lamreung, membuat Pemkab Aceh Besar mulai panik dan kewalahan dalam penaganan pasien. Baik yang terpapar maupun masih dalam terduga covid-19.
Kepanikan ini terjadi karena Pemkab Aceh Besar di bawah kepemimpinan Bupati Mawardi Ali terkesan tidak memiliki road map penanganan orang yang terpapar covid-19.
“Contoh nyata, sejumlah orang terpapar covid-19 ditempatkan menyatu dalam pemukiman warga. Sehingga menimbulkan keresahan publik,” kata Usman Lamreung, Jumat 14 Agustus 2020.
Usman mengaku mendapatkan laporan ada rumah dalam Kompleks Bulog Pagar Air dijadikan sebagai tempat isolasi pasien terpapar covid-19. Para pasien terkesan dibiarkan bebas, tanpa pengawalan dan pengurungan.
“Ini kan aneh sekali. Ketidakbecusan penanganan pasien positif covid dipertontonkan secara gamblang. Inti isolasi kan menjauhkan orang terpapar covid dari masyarakat sampai orang tersebut dinyatakan negatif covid. Ini koq malah membawa pasien menyatu dalam pemukiman warga?,” gugat Usman Lamreung.
Pemkab Aceh Besar yang menempatkan isolasi pasien positif covid di dalam perumahan warga harus dihentikan segera.
“Kami dapat laporan. Warga mulai resah karena dilaporkan pasien covid sering berbelanja di kedai pinggir jalan raya Medan – Banda Aceh, di depan perumahan Bulog,” lanjut tokoh Aceh Besar ini.
Istana Wali Nanggroe Tempat Isolasi
Usman menyarankan agar istana Wali Nanggroe yang terletak di kawasan Aceh Besar dan jauh dari pemukiman warga untuk dijadikan sebagai tempat isolasi pasien positif covid-19.
“Pemimpin harus cerdaslah sedikit, jangan buat masalah dan kegaduhan,” katanya sembari menambahkan, Pemkab Aceh tak becus tangani covid, hanya pinter ngomong di media untuk pencitraan saja.
“Kasihan warga Aceh Besar kalau manajemen pemerintahan seperti ini. DPRK Aceh Besar harus menegur Pemkab,” saran Usman yang mantan relawan tsunami di BRR Aceh – Nias (2005-2009).
Disebutkan, Pemkab Aceh Besar belum ada fasilitasi isolasi yang terintegrasi dengan rumah sakit. Ini terjadi akibat belum ada road map penaganan covid-19. Sehingga begitu tiba-tiba terjadi peningkatan positif covid-19, menjadi panik, menyebabkan pasien yang harus isolasi tersebar di berbagai tempat dan gampong.[ril | red 01]
Respon (1)