Meski ayah dan ibunya telah tiada sejak ia masih kecil, Tania tidak tenggelam dalam kepiluan. Ia bisa menjalani kehidupannya seperti anak-anak yang lain
sastra
Cerpen Aji Setiawan: N Y A R U
KAWASAN Kebon Baru Jalan O, Tebet Jakarta Selatan kembali terendam banjir setengah meter. Di dekat…
PUISI Sapardi Djoko Damono: Sajak Desember
Mendadak terasa: betapa miskinnya diriku;
di luar hujan pun masih kudengar…
dari celah-celah jendela…
PUISI Nanda Malamsyah: DIA… Cinta Pertama ku
DIA… Cinta Pertama ku Dia. Dia laki laki tampan nan rupawan yang kusebut cinta pertama…
Puisi Iranda NV: Hujan di Akhir Oktober
Hujan di Akhir Oktober #1 Ku bisikan pada hujan Kalau aku rindu Hujan di Akhir…
PUISI Nanda Malamsyah: Hembusnya
Hembusannya Angin akan lebih kencang Pada pohon yang lebih tinggi Tapi pohon tak pernah mengalah…
Cerpen Aji Setiawan: Secangkir Kopi
Di ujung senja, aku bertemu Kang Tedy wartawan Reuters dan jurnalis freelancer (penulis bebas) surat…
PUISI Ustadz Abdul Somad: Untuk Indonesia Sehat
Untuk Indonesia Sehat Aku sedang merasakan suatu perasaan Tapi sulit untuk dikatakan Seperti saat sekolah…
PUISI Ahmad Istiqom: NEGERI TUA
NEGERI TUA Negeri ini sudah tua Tapi tak juga dewasa Negeri para sengkuni yang berguru…
PUISI Marhalim Zaini: Siapakah Engkau, Corona
Siapakah Engkau, Corona Sejak engkau datang, kami mengurung diri dalam rumah. Mengunci pintu dan jendela,…
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.
