halaman7.com – Jakarta: Buku otobiografi, Yusra Habib Abdul Gani, perdana Menteri Aceh Darussalam, akan terbit.
“Alhamdulillah, tinggal naik cetak,” ujar Direktur Mahara Publishing, Yusradi Usman al-Gayoni, Senin 17 Juli 2023.
Dikatakan, walaupun tidak mengulas secara mendalam. Namun buku ini menyentuh beberapa fakta yang didekati dari pelbagai disiplin ilmu pengetahuan social. Seperti sejarah, sosiologi, antropologi, cinta, falsafat hidup, hukum, adat, resam, adat-istiadat, budaya, pendidikan (kajian ilmiah).
Termasuk juga lingkungan alam sekitar, psikologi, arkeologi, kepemimpinan, manajemen waktu, eskatologi agama, dan jihad fi sabilillah (perjuangan menuntut kebenaran).
Diungkapkan Yusradi, buku otobiografi Yusra Habib Abdul Gani berjudul “Mozaik Riwayat Hidup Yusra Habib Abdul Gani, Rencam & Mencekam,” tebal 765 halaman, ukuran 17×24 cm, kertas bookpaper, cetak full colour.
”Dari sepuluh bagian, hanya tiga bagian yang menguraikan perjuangan pribadi. Selebihnya, membedah riwayat perjuangan mewujudkan keabsahan Negara Aceh Darussalam,” sebut Yusradi.
Kesepuluh bagian buku “Mozaik Riwayat Hidup Yusra Habib Abdul Gani, Rencam & Mencekam” itu, ungkap Yusradi, Bagian Pertama: Merangkak Mencari Diri Sendiri; Bagian Kedua: Bertarung Nasib di Jakarta; Bagian Ketiga: Hijrah ke Luar Negeri; Bagian Keempat: Menerima Perintah dari Tengku Hasan Muhammad di Tiro (Wali Negara); Bagian Kelima: Membangun Kembali Kekuatan Politik Aceh Merdeka.
Bagian Keenam, sambungnya, Aceh Merdeka Menghadapi Ujian Berat; Bagian Ketujuh: Alhamdulillah Aku Masih Hidup; Bagian Kedelapan: Karya-karya Ilmiah; Bagian Kesembian: Fase Penentuan: Status Negara Aceh Darussalam, dan Bagian Kesepuluh: Meretas Kreativitas Tanta Batas.
“Ada juga suntingan, coretan tentang Abdul Gani bin Ra’di dan Tjut Wan Juriah binti Khadijah, orang tua Yusra Habib Abdul Gani. Deksripsi tentang eksistensi manusia dalam falsafah Gayo dan lampiran-lampiran,” sebut Yusradi.
Dalam perjalanan hidupnya, jelas Yusradi, Yusra Habib Abdul Gani tidak berperan sendirian, tetapi melibatkan banyak orang. Hal itu bisa dilihat dari testimoni sejumlah tokoh yang berasal dari perbagai latar kehidupan yang sempat berinteraksi dengan beliau.
Sekaligus memberi gambaran halaman muka dan belakang dari sosok Yusra Habib, yang ternyata memiliki pengalaman unik yang berbeda dengan pengalaman yang dirasakan oleh orang lain.
“Buku ini cukup penting, menambah koleksi buku-buku tokoh Aceh, terutama dari Gayo. Termasuk, memperkaya literatur, sejarah, dan menghikmahi perjalanan Aceh secara keseluruhan,” tegas Yusradi.[ril | red 01]