9 Februari 2025. 40 tahun sudah, insan pers Indonesia menjadikan dan memperingati setiap 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional (HPN). Satu gagasan panjang sejak 1978 yang akhirnya terwujud pada 1985, setidaknya butuh waktu 7 tahun.
Ide awal lahirnya hari pers nasional dilakukan saat kongres PWI ke 28 di Padang Sumatera Barat (Sumbar). Dimana, kala itu, para tokoh pers menyepakati perlunya sebuah hari untuk memperingati peran dan keberadaan pers Indonesia dalam lingkup nasional.
Setelah prose Panjang, dengan diskusi alot mengalir, akhirnya ditetapkan 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional. Dimana, tanggal tersebut juga merupakan hari lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 9 Februari 1946.
Akhirnya, Presiden Soeharto kala itu melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985, menetapkan 9 Februari menjadi HPN. Keputusan ini menegaskan, pers nasional Indonesia memiliki sejarah perjuangan yang penting dalam melaksanakan pembangunan dan pengamalan Pancasila.
Saat ini, insan pers Indonesia, di bawah kendali saudara tua (PWI) bersama organisasi pers lainnya, setiap tahunnya pada tanggal 9 tersebut menggelar peringatan HPN di lokasinya selalu berbeda-beda setiap tahunnya di ibu kota Provinsi.
Provinsi Riau merupakan tahun pertama digelarnya HPN pada 2005, sejak ditetapkan melalui Keppres nomor 5 tahun 1985.
Tahun ini, HPN sedikit menarik. Akibat dualisme organisasi di tubuh PWI, HPN di gelar di dua lokasi. PWI di bawah komando Hendry Ch Bangun menggelar HPN di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sedangkan PWI di bawah kendali Zulmansyah Sekedang, menggelar HPN di Pekanbaru, Riau.
Tanpa melihat siapa yang legal dan siapa yang illegal, ratusan wartawan Indonesia se nusantara ini, tentu sangat berharap PWI bisa menyelesaikan masalah internal yang telah berlarut-larut.
Mengembalikan cita-cita para wartawan pendahu, yang diantaranya meneteskan darah untuk republik ini. Mengembalikan cita-cita luhur pendahulu untuk menjadikan PWI sebagai rumah besar bersama insan pers, terutama yang tergabung dalam organisasi PWI.
Masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan PWI dalam mengawal republik ini. Bagaimanapun ceritanya, pers atau wartawan Indonesia (termasuk anggota PWI di dalamnya) masih menjadi pilar demokrasi, bersama eksekutif, yudikatif dan legislatif.
Masih terlalu banyak tantangan besar yang harus dihadapi bersama. Karena, hanya dengan bersama-sama, kita bisa hadapi semua persoalan bangsa ini dan pers menjadi bagian penting di dalamnya.
Tentu kita sangat berharap, lewat HPN 2025 menjadi tonggak sejarah baru bagi PWI untuk bisa mengembalikan organisasi yang sudah memasuki usia ke 79 ini, sebagai rumah besar bersama, insan pers indoensia. Semoga.
Selamat Hari Pers Nasional, Dirgahayu PWI.[halaman7.com]