halaman7.com – Banda Aceh: Band Rock Metazone bernostalgia dengan para penggemarnya di Aceh. Lagu-lagu yang sempat melambungkan nama grup band tahun 90-an ini, menjadi obat rindu bagi pengemar yang ada di Banda Aceh.
Tampil di Taman Budaya dan Seni Aceh, Minggu 18 Nopember 2023, malam, Metazone yang digawangi, Adun, Adek, Pinem dan Dedy ini mampu menghipnotis pengemarnya ke masa emas, Metazone tahun 90 an akhir.
Lagu “Nyanyian Rindu” dan “Lupa” mampu membawa pengemarnya mengingat kembali kalau band asal Aceh ini, pernah Berjaya di festival music rock se Indonesia, yang bertajuk Log Zhelebour ke 8 pada 1998.
Diawali dengan doa bagi Palestina, lagu ‘Bla bla bla’ milik God Bless, menghentak dari mulu Adun, vokalis Metazone sebagai tembang pembuka.
Tak cukup dengan ‘Bla bla bla’ Metazone terus memukau anak-anak muda pada era 90 yang datang bersama keluarga termasuk anak-anak mereka. Raungan gitar Dedy Andrian, cabikan bass, Pinem, gebukan drum, Adek, serta vocal Adun menunjukan kelompok ini masih ada dihati pengemaarnya, terutama di Aceh.
Saat menyanyikan lagu “Teuku Umar”, Metazone melibatkan penyair Aceh, Wiratmadinata untuk mengisi puisi di awal dan pertengahan lagu. Tak mau kalah, Teuku Ahmad Dadek yang mendapat pentas mengisi panggung, tak mensia-siakannya begitu saja.
Satu lagu lagu lawas, “Litle Wing” karya Jimmy Hendrik ikut membahasa open stage taman budaya dan seni Aceh itu. Dengan mainan melodi blues gitarnya, Dadek bernyanyi bagiakan vokalis band kawakan.
Malam semakin tambah hangat, saat Adek memainkan solo drumnya sekitar 120 detik. Ini semakin membuktikan talentanya sebagai drummer terbaik se Indonesia yang dinobatkan pada festival band rock se Indonesia pada 1998 bukanlah kaleng-kaleng.
Dua lagu penutup, “Nyanyian Rindu” dan “Lupa”, benar-benar membawa penggemarnya mengenang masa lalu. Terutama emak-emak dan bapak-bapak yang mengingat grup band cadas ini pernah juara tiga festival musik rock se Indonesia VIII Log Zhelebour.[andinova | red 01]