Aceh  

Rektor Unsyiah Dinilai Otoriter, Warga Kopelma Darussalam Tolak Penggusuran

halaman7.com Banda Aceh: Para tokoh pendidikan, tokoh-tokoh Aceh serta keluarga besar mantan Dosen Unsyiah menyayangkan sikap otoriter yang ditunjukkan Rektor Unsyiah, Prof Dr Ir Samsul Rizal, MEng, IPU yang terkesan ‘berambisi’ melakukan penggusuran dan pembongkaran perumahan dosen dan pegawai Unsyiah di Lingkungan Kampus Kota Pelajar dan Mahasiswa (Kopelma) Darussalam.

Puluhan warga Kopelma yang tergabung dalam Forum Warga Kopelma Darussalam, menegaskan menolak kebijakan tersebut.

Koordinator Warga Kopelma Darussalam, Otto Syamsuddin menegaskan alasan penolakan itu harus dilakukan. Pertama karena Kopelma Darussalam merupakan monumen perdamaian pasca DI/TII.

Lalu Darussalam dibentuk dengan paradigma mengintegrasikan kampus. Komunitas akademik serta masyarakat biasa yang diamahkan untuk membentuk SDM Aceh dengan mentransfortasi bentuk pendidikan tradisional ke bentuk pendidikan modern yang bertugas untuk perkembangan Aceh ke depan.

Haritage Site

Terakhir, Kopelma Darussalam merupakan haritage site dari sejarah perdamaian dan pusat pendidikan. Wajib dilestarikan dengan segal isinya sebagai catatan sejarah pendidikan Aceh.

“Surat penolakan penggusuran bertanggal 10 November 2020 ini sudah kami layangkan ke Rektor Unsyiah. Tapi, sepertinya beliau memang sudah terkesan menutup mata hati. Karena, kenyataannya, sampai hari ini beberapa surat penolakan yang sudah kami layangkan, tidak ada satu pun respon,” sebut Otto, Selasa 1 Desember 2020.

Otto menerangkan, seharusnya seorang pemimpin yang bijak dan memiliki hati tersebut itu, melihat history bagaimana Kopelma Darussalam itu ada. Serta orang-orang berjasa yang berada di Kompleks Kopelma yang dibayang-bayangi akan digusur.

Mereka yang ada di sana, merupakan bagian cikal bakal serta ikut andil menggagas Unsyiah. Sehingga menjadi representatif kampus yang diidolakan di luar Provinsi Aceh.

Harusnya Rektor Unsyiah, Samsul Rizal itu menilik bagaimana membangun paradigma pendidikan itu di masa lalu. Melihat Kopelma Darussalam tersebut secara keseluruhan dan sebagai tonggak atau monumen sejarah.

Baca Juga  Babinsa dan Bhabinkamtibmas Kawal Vaksinasi bagi Pelajar di Aceh Barat

Bukan sebaliknya, melihat dari sisi lainnya yang diduga ada nuansa lainnya.

“Ini bukan tuduhan, tapi kami mencium ada aroma lain. Aroman tak sedap dibalik rencana penggusuran itu semua. Karena itu saya sebagai koordinator yang dipercayakan dalam hal ini akan melakukan berbagai upaya. Berharap hati Rektor Unsyiah tergerak untuk mengurungkan niatnya,” tegas Otto Syamsuddin.[ril | red 01]

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *