halaman7.com – Banda Aceh: Akademisi Universitas Abulyatama (Unaya), Usman Lamreueng mengungkapkan, salah satu masalah yang menjadi penyakit krusial di Aceh adalah korupsi.
Ini dapat dibuktikan sudah banyak oknum pejabat di pemerintah provinsi, kota dan kabupaten yang ada di Aceh, berurusan dengan penegak hukum sampai vonis penjara.
Sebagai rakyat Aceh, tentu terasa sesak dalam dada. Teriris dalam hati mempertanyakan kenapa korupsi sudah membudaya di Aceh. Padahal itu melanggar hukum positif dan melanggar hukum agama?
“Salah satu kasus yang mencengangkan kita dan hari ini sudah ditangani Polreta Banda Aceh. Yakni kasus korupsi pengadaan tanah Nurul Arafah di Kota Banda Aceh,” ujar Usman Lamreueng, Selasa 29 Agustus 2023, malam.
Dikatakan, Banda Aceh yang memiliki slogan ‘Kota gemilang’. Dimana, penguatan nilai-nilai sýariah menjadi pilar utama segala program pembangunan Pemko. Namun akhirnya harus ternoda dengan sebuah kasus korupsi, pengadaan tanah Nurul Arafah. Dengan tujuan tanah tersebut adalah untuk dibangun tempat berzikir, dalam mengemakan syiar Islami sebagai kota gemilang.
Preseden Buruk
Ini menjadi preseden buruk bagi masyarakat Aceh, dan khusus lagi bagi pemerintah Kota Banda Aceh. Maka seyogiyanya harus diusut tuntas siapa saja yang terlibat kasus dugaan kasus korupsi tanah Nurul Arafah tersebut.
Menurut Usman, masyarakat menyambut baik, upaya polisi sudah menahan dan menetapkan tersangka dalam kasus ini. Mereka terdiri dari PPK (Kadis PUPR Sekarang), mantan geuchik dan Kaur Gampong.
“Namun kita berharap sama penegak hukum tidak hanya berhenti di situ saja. Perlu lagi ditelusuri lagi apakah atasan mereka telibat atau tidak,” ujar Usman.
Menurut Usman, ini menjadi penting untuk dibongkar dengan tuntas. Tujuan sebagai efek jera bagi pejabat di pemerintahan. Juga sebagai contoh bagi masyarakat, bahwa siapapun korupsi harus mempertanggungjawabkan secara hukum.[ril | red 01]
