halaman7.com – Banda Aceh: Perhelatan Akbar Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 resmi dibuka. Mengangkat tema Rempahkan bumi pulihkan dunia, kegiatan yang digelar 5 tahun sekali itu, sangat dinanti bahkan dihadiri puluhan ribu lebih masyarakat Aceh.
Dalam PKA kali ini, anjungan Kota Sabang mengusung tema The Golden Island yang dapat dimaknai tanah dari surga. Dengan harapan tanah Sabang mampu menyejahterakan masyarakatnya.
“Kita hadir dengan mengusung tema Sabang The Golden Island. Pada anjungan Kota Sabang kita sudah menyiapkan desain yang sesuai dengan tema jalur rempah, posisi Sabang pada saat era rempah terdahulu, itu kita tuangkan dalam anjungan Kota Sabang,” Pj Walikota Sabang Reza Fahlevi, Minggu 5 Nopember 2023.
Dijelaskan, menyesuaikan dengan tema PKA ke-8. Anjungan Sabang fokus mengenalkan lima jalur rempah, yang terdiri dari sejarah, kuliner, kesenian, wastra, dan rempah kepada masyarakat yang berkunjung.
Karena ini temanya rempah, maka sejarah rempahnya yan diangkat. Jadi dalam anjungan ini mulai sejarahnya dari zaman Belanda, bagaimana peran Sabang dalam perdagangan rempah, sejarahnya masa haji. Kemudian juga produk-produk turunan dari rempah, juga kami sajikan di sini.
“Demikian juga dengan produk-produk UMKM yang merupakan khas Sabang, kayu kelapa, tenunan, makanan khas dan sebagainya,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Sabang juga terkenal dengan penghasil cengkeh, pala, pinang, dan lain-lain. Dimana, produk hasil rempah yang telah di olah, seperti manisan pala, sirup pala, manisan belimbing, sirup belimbing, minyak VCO dan lain-lain turut ditampilkan di dalam anjungan Sabang.
“Kita tunjukkan pula beberapa atraksi pengolahannya secara langsung,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, Kota Sabang menampilkan beragam atraksi di anjungan Kota Sabang setiap harinya, selama PKA berlangsung (8 hari).
“Dari sisi sejarah, disuguhkan alur perjalanan sejarah Sabang dari masa penjajahan Belanda dan Jepang, SMA masa perdagangan bebas hingga saat ini,” kata Reza Fahlevi.
Kemudian, untuk wastra ditampilkan produk Dekranasda Kota Sabang, berupa kain motif Bungong U dan motif Ombak, serta kerajinan kayu kelapa yang sudah memiliki hak cipta pada tahun 2019 lalu dari Kementerian Hukum dan HAM.
Tidak ketinggalan, di stan kuliner terdapat atraksi yang ditampilkan oleh ibu-ibu PKK kota Sabang, ibu PKK Jaboi, dan Dispar Kota Sabang. Selain itu, para seniman Sabang ikut terlibat menampilkan atraksi seni berupa seni tradisi oleh sanggar-sanggar seni kota Sabang yang dikomandoi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Tentunya, banyak perlombaan yang diikuti, hampir semua, kecuali lomba Warisan Budaya Tak Benda dan Catok Rimeung. Selebihnya, mulai dari perlombaan anjungan, perahu hias, pawai budaya, lomba busana tradisi, permainan rakyat (enggrang, engklek, gelayang tunang), dayung, stan kuliner, stan rempah, tarian kreasi, seumapah, musik tradisi, musik tradisi garapan, semua kita ikuti.
“Semua pihak mengambil andil dalam PKA ini, dukungan penuh juga diberikan seluruh kepala OPD, seluruh seniman di Kota Sabang, para pengrajin, tidak lupa dukungan masyarakat kita,” tuturnya.
Kemudian, duta wisata juga ikut memeriahkan acara pada pawai tersebut. Barisan semakin apik dengan suguhan pertunjukan silat dari Persatuan Silat Kota Sabang, tarian Tarek Pukat dari sanggar Kana Art Sabang, serta beragam atraksi lainnya.
Reza Fahlevi berharap nama Kota Sabang bisa keluar menjadi juara umum. Minimal memperoleh yang terbaik dan anjungan Kota banyak pengunjung.
“Di sisi lain, Kita juga berharap tampilan-tampilan yang sudah kita buat dan kita desain ini, menjadi sarana mempromosikan Sabang sekaligus menambah wawasan pengunjung,” harapnya.
Dengan demikian, lanjutnya, para pengunjung bisa belajar tentang sejarah, rempah dan jalur rempah lainnya, serta mengenal Sabang dengan lebih baik. Sehingga diharapkan dapat menarik minat pengunjung untuk berkunjung langsung ke sabang.
“Jadi kami mengajak semua masyarakat, mari kunjungi anjungan Sabang, Insyaallah teman-teman akan merasakan pengalaman berada di Kota Sabang dengan hadir di sini,” ajak Pj Walikota Sabang.[M Munthe]