halaman7.com – Banda Aceh: Membaca peta kekuatan dan eksistensi Partai Lokal (Parlok) dan Partai Nasional (Parnas) di Aceh hasil Pemilu legislatif 2024 menarik untuk menguji kekuatan. Dalam mempengaruhi politik Aceh dan merebut kekuasaan kursi Aceh satu.
Akademisi Unasya, Dr Usman Lamreung menilai, Pemilu Legislatif 2024 dominasi dan eksistensi Partai Aceh sebagai kekuatan politik lokal Aceh masih sangat berpengaru. Terbukti Partai Aceh tetap sebagai pemenang Pileg di Aceh dengan menambah kurdi di DPRA.
Semua tahu, Partai Aceh pada Pileg 2019 yang lalu bertahan sebagai pemenang Pileg dengan jumlah 18 kursi turun dratis dibanding dengan Pileg 2014.
Artinya dalam rentang waktu lima tahun terakhir Partai Aceh eksistensi semakin turun kepercayaannya saat itu. Namun pada Pileg 2024 ini, Partai Aceh masih tetap eksis dan bertahan sebagai pemenang pemilu dengan menambah 4 kursi yaitu 22 kursi.
Daerah yang dikuasai Partai Aceh pada Pileg 2024 adalah Sabang, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Tamiang dan Aceh Jaya.
“Artinya kekuatan Partai Aceh dominan ada di wilayah pesisir timur,” ujar Usman, Rabu 7 Agustus 2024.
Cuma ada pertanyaan besar yang belum terjawab, adalah mengapa Bireuen dan Langsa, Partai Aceh tidak lagi mendapat dukungan rakyat? Kenapa Bireuen dan Langsa bisa diambil Partai Golkar dan PAN. Padahal Bireuen dan Langsa juga bagian kekuatan Partai Aceh? Bukankah Bireuen dan Langsa banyak pantolan Partai Aceh yang disegani?
Dari kacamata Usman, pesisir Barat Aceh Partai Aceh yang masih kuat adalah Aceh Jaya. Sedangkan Aceh Barat, Abdya dan Aceh Selatan dulu juga sebagai kekuatan Partai Aceh, namun pada Pileg 2024 dikuasai Partai Nasional dan PNA?
Dari Peta politik hasil Pileg Partai Aceh sebagai pemenang Pemilu 2024, namun pesebaran suara dan kursi masih perlu dibangun koalisi untuk dapat mensukseskan sebagai pemenang Pilkada Nopember 2024.
Menurut Usman, koalisi sebuah keharusan yang harus di bangun Partai Aceh. Pertama memuluskan kemenangan kursi Aceh satu; kedua, memudahkan membangun komunikasi politik termasuk dengan pemerintah pusat. Apalagi banyak hajatan yang harus diselesaikan salah satunya adalah revisi UUPA.
“Maka sudah sangat wajar Partai Aceh dengan memperkuat barisan koalisi sangat memungkinkan mengambil calon wagub pendamping Mualem dari Parnas,” beber Usman.[ril | red 01]