halaman7.com – Sabang: Kapal pesiar MS Crystal Symphony tiba di Kota Sabang pada Senin, 10 Maret 2025 dan bersandar di Pelabuhan CT3 Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) pukul 09.00 Wib dan kembali berlayar pada pukul 19.00 Wib.
Kapal berbendera Bahamas ini membawa sebanyak 206 turis serta 416 anak buah kapal (ABK).
Setibanya di pelabuhan, para turis disuguhkan dengan tarian kreasi khas Aceh sebagai tarian selamat datang. Sambutan hangat ini mendapat apresiasi dari para wisatawan yang tampak antusias menyaksikan pertunjukan budaya tersebut.
Sebagai bentuk penghormatan dan kenang-kenangan, Manajemen BPKS yang diwakili Deputi Komersial dan Investasi, Jeliting Pribadi, menyerahkan cendera mata kepada nahkoda kapal, Capt Nenad Willheim.
Penyerahan cendera mata ini dilakukan dalam suasana yang penuh keakraban, menandakan hubungan baik antara pihak pengelola pelabuhan dan pihak kapal pesiar.
Sebelum tiba di Sabang, kapal pesiar dengan ukuran 51.069 Gross Register Tonnage (GRT) ini terlebih dahulu singgah di Phuket, Thailand. Setelah kunjungan di Sabang, MS Crystal Symphony dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Colombo, Sri Lanka, dan akan berangkat dari Sabang pada pukul 19.00 WIB.
Selama berada di Sabang, para turis berkesempatan untuk menjelajahi berbagai destinasi wisata unggulan di kota ini. Seperti Pantai Iboih, Kilometer Nol Indonesia. Beberapa dari mereka juga terlihat berbelanja suvenir dan berinteraksi dengan masyarakat lokal.
Peranan jasa travel dan para pencari rezeki yang menawarkan layanan wisata di Sabang juga sangat penting dalam menyukseskan kunjungan para turis. Banyak wisatawan yang memilih menggunakan mobil wisata dan becak motor untuk berkeliling menikmati keindahan Sabang.
Becak motor menjadi salah satu moda transportasi yang paling diminati, karena memberikan pengalaman unik bagi turis dalam menjelajahi kota dengan cara yang lebih lokal dan autentik.
Para pengemudi becak motor dan mobil wisata menawarkan berbagai paket perjalanan yang mencakup kunjungan ke tempat-tempat ikonik, seperti Benteng Jepang, Gua Sarang, dan Pantai Sumur Tiga.
Dengan keramahan dan pengetahuan mereka tentang daerah setempat, para pengemudi ini tidak hanya berperan sebagai transportasi, tetapi juga sebagai pemandu wisata yang membantu wisatawan memahami lebih dalam tentang sejarah dan budaya Sabang.[ril | M Munthe]