halaman7.com – Sabang: Setibanya di Aceh, Komisi IV DPR RI yang dipimpin Siti Hediati atau akrab dikenal dengan panggilan Titiek Soeharto, langsung tancap gas menuju Sabang.
Sasarannya, guna melihat dari dekat Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Kota Sabang. Pembangunan pelabuhan perikanan dirancang untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan ekonomi lokal.
Di lokasi, mantan istri orang nomor satu di Indonesia ini, Presiden Prabowo terlihat sangat kecewa. Pasalnya, hingga kini bangunan tersebut belum rampung dikerjakan. Padahal pembangunan sudah dimulai sejak 2017 lalu atau sudah 8 tahun berjalan.
“Sudah dari 2017, ini sudah 2025, tapi baru kerangkanya saja. Dermaganya pun belum rampung. Ini jelas terlalu lambat dan harus segera dipacu,” tegas Titiek Soeharto, Rabu 9 April 2025 saat melakukan reses ke Sabang, Provinsi Aceh.
Jangan Korupsi
Dikatakan, SKPT Sabang ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang mendapat dukungan dana hibah dari Jepang. Namun, hingga delapan tahun berselang, fasilitas itu belum juga dapat dimanfaatkan para nelayan.
Kita tadi sudah lihat langsung di lapangan, dan akan kita cari tahu apa masalah sebenarnya. Tapi yang jelas, saya sudah tekankan bantuan hibah seperti ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jangan dikorupsi, jangan diselewengkan. Jangan sampai kita malu, sudah diberi bantuan tapi tidak dimanfaatkan dengan baik,” tegas Ketua Komisi IV DPR RI ini.
Titiek menambahkan, dirinya telah menugaskan anggota Komisi IV asal Aceh, Ir H Teuku Abdul Khalid, untuk mengawal proyek-proyek yang tertunda di Sabang, termasuk SKPT ini. Agar bisa segera selesai dalam waktu dekat.
Dalam kunjungannya tersebut, Titiek juga mengunjungi titik Nol Kilometer Indonesia. Pihaknya juga menyoroti adanya potensi konflik kewenangan antara tiga pihak yang merasa memiliki hak pengelolaan kawasan konservasi tersebut.
“Kita akan cari solusi bersama, ini milik kita bersama, untuk kepentingan masyarakat. Harus dirembukkan baik-baik, siapa yang akan mengelola agar kawasan ini bisa jadi destinasi wisata unggulan,” ucapnya.
Tititk juga mengungkapkan kekagumannya terhadap kekayaan alam Sabang. Termasuk fakta, bahwa kawasan itu menjadi jalur migrasi burung-burung dari Eropa menuju Australia.
“Biasanya kita lihat di National Geographic, ternyata ada di negeri kita sendiri. Ini harus dipromosikan, supaya masyarakat tahu. Ini bisa jadi destinasi yang luar biasa, instagramable, dan bukan hanya untuk wisatawan lokal, tapi juga dari negara tetangga,” ungkapnya.
Putri Presiden kedua Indonesia, Soeharto ini berharap, kawasan konservasi dan pelabuhan perikanan terpadu SKPT Sabang bisa segera selesai dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Perlu peran aktif media lokal untuk mengawal perkembangan pembangunan SKPT.
Jika hingga akhir tahun proyek tersebut belum rampung, wartawan lokal bisa memberikan laporan langsung ke Komisi IV DPR RI.
“Tolong dikawal ya, kalau belum selesai juga di tahun ini kami dikabari. Kita ingin nelayan bisa segera menikmati manfaat pembangunan ini,” tutupnya.[ril | M Munthe]