halaman7.com – Banten: Selama bulan Ramadhan 1442 H, Masjid Aceh Darussalam, Cikupa, Tangerang, Banten kedatangan tamu istimewa. Tiga pemuda Aceh ini dinobatkan menjadi Imam selama pelaksanaan shalat Tarawih disana.
Lalu mengapa tiga pemuda Aceh, yang notebene santri dari pesantren ternama di Aceh ini merantau hingga jauh kesana dalam menyebarkan syiar Islam?.
Tarmizi Age, warga Aceh yang menetap di Cikupa, Tangerang, melakukan wawancara eksklusif dengan para imam salat tarawih dari Aceh di Masjid Aceh Darussalam, pada Kamis 13 Mei 2021.
Pria yang pernah berdomisili di Aalborg, Denmark ini mengajukan beberapa pertanyan sederhana kepada santri dari Aceh. Mereka juga bertiga saat ini sedang menuntut ilmu di Institut Agama Islam Al-Aziziah (IAIA) Samalanga, Bireuen, Aceh.
Meskipun wawancara terhadap mereka bertiga. Namun Rizki Adelian Hidayatullah, asal Krueng Geukueh, Aceh Utara, menjadi juru bicara ketiganya. Rizki juga salah seorang santri Dayah Mudi Mesra, Samalanga.
Berikut hasil kutipan wawancara yang dilakukan Tarmizi Age dengan santri dari Aceh:
Tarmizi Age (TA): Assalamualaikum.
Santri: Waalaikumussalam
TA: Selamat hari raya Idul Fitri. Minal aidin wal faizin
Santri: Sama-sama Bang
TA: Saudara darimana?
Santri: Kami dari Aceh
TA: Sejak kapan saudara berangkat dari Aceh?
Santri: Kami berangkat, Sabtu 8 April 2021. Lalu singgah di Kosambi, Banten dua hari.
TA: Tempat siapa disana?
Santri: Tempat temen. Setelah itu baru kami lanjut kemari.
TA: Berapa orang dari sana (Aceh)?
Santri: Kami bertiga
TA: Siapa saja?
Santri: Pertama saya sendiri Rizki Adelian Hidayatullah asal Krueng Geukueh, Aceh Utara. Kedua M. Fadhil Wildan dari Paloh Mampree, Nisam. Ketiga Heri Qusyri asal Puntet, Lhokseumawe.
TA: Dalam rangka apa hingga ke Masjid Aceh, Darussalam, Cikupa, Tangerang?
Santri: Tujuan kami bersilaturrahmi dengan cara safari Ramadhan.
TA: Mengapa Masjid Aceh Darussalam di Cukupa yang dipilih?
Santri: Karena kami belum berpengalaman melakukan safari keluar daerah. Setelah mencari informasi lebih lanjut ternyata di Cikupa ada sebuah masjid yang bernama Masjid Aceh Darussalam.
Disini banyak masyarakat Aceh. Kami rasa persatuan masyarakat Acehnya kuat, baik yang muda maupun yang tua.
TA: Siapa yang pertama sekali saudara hubungi saat tiba di Masjid Aceh Darussalam?
Santri: Tengku Sulaiman Abid (Imam Besar Masjid Aceh Darussalam)
TA: Bagaimana bisa terhubung dengan Tengku Sulaiman Abid?
Santri: Sebelum kami berangkat kemari. Terlebih dahulu kami mencari kontaknya. Kebetulah dua tahun yang lalu teman kami yang juga merupakan santri Mudi Mesra pernah ke Masjid Aceh Darussalam.
Melalui teman itulah kami mendapati nomor kontak HP/WA Tengku Sulaiman Abid. Alhamdulillah begitu kami bertiga sampai di Masjid Aceh Darussalam pada Senin, 10 April 2021, Ia telah menunggu dan menyambutnya dengan penuh haru.
TA: Saudara bertigakan santri Mudi Mesra Samalanga. Apa kaitannya dengan kunjungan ini?
Santri: Tidak ada kaitan apa-apa. Kami berangkat ke sini bukan atas nama lembaga. Tetapi inisiatif kami sendiri dalam rangka belajar dan mempererat tali silaturrahmi yang sudah pernah dirajut teman kami pada setahun yang lalu.
TA: Berapa lama rencana di Tangerang ?
Santri: Sesuai dengan kesepakatan dengan Imam Besar Masjid, Tengku Sulaiman. Keberadaan kami di Masjid Aceh Darussalam hingga Selasa, 23 Mei mendatang.
TA: Bagaimana perasaannya selama menjadi imam tarawih di Masjid Aceh Darussalam?
Santri: Alhamdulillah kami merasa tersanjung dan mulia. Kami sangat berterimakasih pada warga Aceh di Cikupa. Semuanya baik-baik.
TA: Saudara sahur dimana setiap harinya?
Santri: Ini sesuatu yang istimewa, masjid Aceh Darussalam, Cikupa. Masjid ini punya dapur khusus. Kami bersama beberapa jamaah yang aktif di masjid selalu masak sahur dengan lauk yang serba serbi.
Ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa sekali. Pasti kami sangat terharu dan akan sulit kami lupakan. Semoga silaturrahmi terus terjalan antara Masjid Aceh Darussalam, Cikupa dengan Mudi Mesra. Sehingga bisa menubuhkan berbagai perkembangan yang positif kedepan.[andinova | red 01]
