Pesona Ramadhan di Masjid Keuchik Leumiek

Masjid Keuchik Leumiek di Banda Aceh.[FOTO: h7 - dok ist]

 Catatan: Iranda Novandi

RAMADHAN 1446 H, menjadikan umat muslim untuk terus meningkatkan amal ibadahnya disetiap waktu. Masjid kiranya pantas dijadikan tempat untuk bisa menjalankan ibadah di Ramadhan tahun ini. Baik shalat fardhu 5 waktu, maupun shalat tarawih

Ini salah satu me­gah di Kota Banda Aceh. Bangunan ini diberi nama Masjid Keuchik Leumiek. Masjid ini dibangun sejak 19 Juli 2016, yang kala itu, peletakan batu pertamanya dilakukan Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal.

Masjid Keuchik Leumiek.[FOTO: h7 – dok iranda novandi]
Tepat pada 28 Januari 2019, masjid ini diresmikan penggunaannya untuk masyarakat umum oleh Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah. Letaknya masjid ini persis di Gam­pong (desa) Lamseupeung, Kota Banda Aceh oleh H Harun Keuchik Leumiek, yang juga putra tunggal H Keuchiek Leumiek.

Awalnya, areal masjid ini merupakan lokasi Balai Pengajian H Keuchik Leumiek. Namun, oleh keluarga, di tapak tanah Balai Pengajian seluas 3.500 meter persegi itu, kini berdiri masjid megah berdesain perpaduan sejumlah masjid di Timur Tengah.

Meskipun telah berdiri masjid megah yang letaknya di bantaran Krueng (sungai) Aceh yang membelah dua kota Banda Aceh itu, namun Balai Pengajian berupa Rumah Aceh itu tetap dipertahankan dan dipergunakan.

Desain relief dan interiornya sendiri  diran­cang H Muhammad Kamaruzzaman atau lebih dikenal dengan panggilan Memet, yang juga putra tunggal H Harun Keuchik Leumiek. De­sain itu dibuat setelah melihat berbagai jenis masjid yang ada di Timur Tengah dan Eropa.

Alm H Keuchik Leumiek bersama ust Abdul Somad.[FOTO: h7 – dok Iranda Novandi]
Menurut H Harun, masjid dengan luas bangunan 2.500 meter persegi ini mengadopsi dan mengolaborasikan gaya Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, lalu Masjid di Maroko dan Masjid Al-Hamra di Spanyol.

Bangunan ini juga dihiasi dengan tiang-tiang penyangga yang dilapisi kuningan keemasan dibuat para ahli logam bangunan dari Cilegon, Jawa Barat. Sedangkan kaligrafi yang menghiasi seluruh bangunan dalam masjid didatangkan dari Jem­ber, Jawa Tengah.

Baca Juga  Aceh Besar Siap Antisipasi Karhutla dan Bencana

Untuk interior lampu dan aksesoris lainnya dikerja ahli lampu dari Binjai, Sumatera Utara. Sedangkan untuk lantai terbuat dari granit merupakan pekerja lokal Aceh yang juga mem­buat lantai Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.

Masjid berukuran 34 x 22 meter persegi mampu menampung hingga 1.000 jemaah. Masjid ini, selain digunakan tempat beribadah salat 5 waktu, juga digunakan untuk kegiatan ibadah lainnya seperti Salat Jumat, Salat Tarawih dan witir pada saat bulan Ramadan nantinya dan kegiatan lainnya.

Bukan saja itu, sejak diresmikan masjid ini juga menjadi salah destinasi wisata religius di Kota Banda Aceh. Banyak warga luar Banda Aceh dari berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri, ada yang khusus menyempatkan singgah dan salat di masjid ini dan tentunya tak lupa berswafoto dengan berbagai ornamen masjid.

Kini, meskipun masjid ini dibangun dengan dana dan di atas tanah keluarga Besar H Harun Keuchik Leumiek. Namun penggunaannya diserahkan kepada masyarakat Lamseupeung secara khusus dan masyarakat Banda Aceh secara umum.

Ramadhan ini, seperti juga Ramadhan sebelumnya, pesona masjid ini membawa langkah parah jemaah untuk bisa bersujud disana. makanya, kalau anda sedang menjalani ibadah puasa di Aceh, jangan lewatkan untuk bisa berkunjung ke masjid ini.[halaman7.com]

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *