halaman7.com – Banten: Jelang lebaran, Tarmizi Age akrab disapa Al-Mukarram, asal Bireuen, Aceh, yang hijrah ke Tangerang, Banten, karena gagal dapat kerja di Aceh. Berbagi rezki bagi para tetangga di “kampung baru” nya itu.
Tarmizi yang kini merintis usaha sebagai pedagang beras dan telor kecil-kecilan itu, mengaku sangat senang bisa membantu warga yang membutuhkan. Terutama jelang lebaran Idul Fitri seperti sekarang ini.
“Hati saya sangat gembira dapat saling berbagi di bulan yang penuh berkah ini. Apalagi berbagi membantu tetangga,” ujar aktivis Pro-Rakyat, ini, Minggu 17 Mei 2020.
Bagi Tarmizi, perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku kehidupan dan tantangan. Mulai dari sebuah kampung pedalaman, Alue Sijuek, Peudada, Bireuen hingga ke eropa. Kini menetapkan hati untuk berdiam di Tangerang, Banten.
“Bersepeda tiap pagi ke Sokolah Menengah Pertama (SMP), Peudada, Bireuen. Menelisuri jalan penuh lumpur saat musim hujan, adalah bahagian dari perjalanan getir pahit hidupnya yang tak pernah terlupalan,” kenang Tarmizi dalam tulisannya yang dikirim ke redaksi halaman7.com.
Jelang lebaran, Tarmizi Age yang tak dapat mudik kampung. Karena negara sedang di dera wabah Corona (Covid-19). Akhirnya memilih membantu tentangga dengan bagi-bagi beras.
Tidak hanya untuk tetangga, ada juga para pembeli di gerai tempat bianisnya di berikan, gula, minyak goreng, beras dan telur.
“Dengan bersedakah, hati saya senang dan gembira,” sebut eks aktivis GAM di Denmark ini.
Salah seorang warga yang mendapat beras dari Tarmizi Age adalah Hj Asiti. Nenek ini diperkirakan sudah berumur sekitar 102 tahun. Tinggal bersama cucunya, Endang, di Kelurahan Mekar Bakti, Panongan, Tangerang, Banten.
Nek Siti menyampaikan terimakasih kepada anak Aceh ini yang hidup di perantauan, jauh dari kampung halaman. Lantas masih bisa membantu dirinya.
“Terimakasih, semoga mudah rezeki,” ucap nek Siti.
Tarmizi Age yang pernah bertaruh hidup di Banda Aceh. Dengan tidur seadanya, beralaskan spanduk bekas, tanpa bantal, terkadang tidur dalam mobil. Namun usaha untuk mendapat pekerjaan di sana masih juga gagal.
Di pemerintah pun tertutup peluang dan kesempatan. Walau Aceh kini di pimpin kader se-partai dengannya. Akhirnya ia pilih hijrah ke Tangerang.
Baca Juga: Tarmizi Age, Bertaruh Hidup dari Aceh ke Denmark dan Terdampar di Banten
Kini ia bisa membantu sedikit beras dan beberapa barang lainnya untuk tetangga dan pembeli di gerainya sudah sangat Alhamdulillah.
“Semoga Allah mudahkan rezeki kedepannya. Allah berikan kesehatan buat ibu dan ayah, serta anak-anaknya di kampung,” harap Tarmizi Age yang pernah menamatkan Sekolah Keahlian Tangan, Industri dan Komunikasi selama tiga tahun di Denmark ini.
Bagi Tarmizi Age, dengan dapat memberi dan bersedakah, sudah cukup hebat. Menyumbang itu tak perlu tunggu kaya. Tapi dengan menyumbang itulah akan mebuat kita kaya.
Untuk itu, Tarmizi Age, mengajak umat Islam terutama orang Aceh untuk peduli dan membantu tetangga, ibu serta ayah dan anak yatim. Agar mereka juga bisa bergembira di hari raya.[andinova | red 01]