halaman7.com – Banda Aceh: Salah seorang tokoh masyarakat Aceh yang juga calon legislatif terpilih DPRK Aceh Besar, Geuchiek Naisabur, menyayangkan penggunaan nama Aceh dalam sebuah kontes transgender yang baru-baru ini berlangsung di Jakarta.
Menurutnya, viralnya berita mengenai “Bencong Berselempang Aceh Menangkan Kontes Transgender di Jakarta” telah mencoreng nama baik Aceh sebagai Serambi Mekah. Daerah yang menjunjung tinggi syariat Islam.
Naisabur yang juga politisi Partai Aceh, Selasa 6 Agustus 2024, menegaskan, Aceh adalah wilayah yang memegang teguh nilai-nilai Islam dan memiliki adat istiadat yang kuat. Dinilainya, penggunaan nama Aceh dalam konteks yang tidak sesuai dengan nilai-nilai tersebut sangat tidak pantas dan merusak citra daerah.
“Kita tidak dapat melarang siapapun yang mengikuti kontes tersebut di Jakarta, karena itu adalah hak individu masing-masing. Namun, saya sangat mengimbau agar tidak pernah membawa nama Aceh dalam kegiatan yang bertentangan dengan syariat Islam,” ujar Naisabur.
Geuchiek Naisabur menambahkan, Aceh, dengan identitas sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam. Memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga nama baik dan reputasinya di mata publik.
Ia mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk bersama-sama menjaga dan melindungi nama baik daerah dari hal-hal yang dapat merusaknya.
Naisabur berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Semua pihak harus saling menghormati dan memahami nilai-nilai yang dijunjung tinggi masyarakat Aceh.
“Saya juga meminta kepada media dan pihak-pihak terkait untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan nama Aceh, terutama dalam konteks yang sensitif seperti ini,” lanjutnya.
Geuchiek Naisabur mengajak seluruh masyarakat untuk terus memperkokoh persatuan dan menjaga identitas Aceh sebagai daerah yang religius dan berbudaya.
“Kita harus terus bekerja sama dan menjaga nama baik Aceh demi masa depan yang lebih baik dan bermartabat,” pungkasnya.[ril | red 01]