halaman7.com – Banda Aceh: Nama Diananda Choirunisa tentu tak asing lagi di belantikan panahan Indonesia. Mama muda yang masih berusia 27 tahun dan baru memiliki satu momongan ini, mengukir prestasi gemilang di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh Sumut 2024 yang diselenggarakan di Banda Aceh.
Tak tanggung-tanggung, srikandi Panahan asal Jawa Timur ini memborong tiga medali emas dari di tiga kelas yang diikuti pada PON Aceh-Sumut.
Diananda mendapat emas pertamanya dari nomor beregu recurve putri. Kemudian emas kedua dari nomor Recurve Women team bersama dengan Ayu Mareta Dyasari dan Putri Karina Rachmawati.
Emas terakhir kepingan emas digondonya dari nomor Recurve Mixed Team. Di nomor ini Diananda berpasangan dengan Riau Ega Agatha.
Dunia panahan bukanlah hal baru bagi, mama muda kelahiran 1997 ini. Bukan hanya di kancah nasional, kancah internasionapun telah dilalui. Teranyer Diananda menembus 8 besar panahan di Olimpiade Paris, 2024.
Meski telah menjadi seorang ibu, prestasi Diananda tak berhenti di PON Aceh Sumut di Banda Aceh. Bahkan, buah hatinya Daisa Araya, menjadi sporter utama saat bertanding. Karena, si mungil Daisa selalu mendampinginya saat bertanding.
“Tiga medali emas ini saya dipersembahkan untuk sang buah hati, Daisa Araya dan suami,” ujar istri dari prajurit TNI, Danie Pratama.
Dikatakannya, medali tersebut, tak lepas dari suport sejumlah pihak terutama sang suami. tak hanya itu, dukungan dari orang tua dan mertua juga penambah semangat.
“Kalau latihan ibu saya dan ibu mertua yang menjaga anak. Kadang kalau kangen anak juga di anterin sampai ke tempat latihan,” ujar wanita berhijab.
Diananda bersyukur karena dianugerahi keluarga yang memberikan dukungan penuh. Terlebih lagi Diananda ingin mematahkan stigma yang beredar, menjadi seorang ibu tak lagi mampu jadi atlet yang berprestasi.
“Prestasi tak dapat diukur dari usia dan jabatan yang diemban. Begitupun usaha dan semangat dalam diri harus dikedepankan agar prestasi dapat diraih,” ujarnya.
Keberhasilan Diananda ini seakan benar mematahkan stigma, perempuan tidak boleh jadi atlet atau mampu berprestasi. Itu tidak benar.
“Tidak peduli jadi ibu atau single mom yang penting berusaha dan semangat harus tetap ada dan lebih dari yang lain,” paparnya dengan senyum penuh makan.[andinova | red 01]