Masjid Tempurung, Persinggahan para Musafir

Masjid Raudhatul Rahman, Padang Tiji, Pidie.[FOTO: h7 - iranda novandi]

Catatan: Iranda Novandi

SIAPA saja yang pernah melintas jalan nasional Banda Aceh-Medan, pasti pernah melihat masjid yang satu ini. Masjid yang bentuknya unik seperti tempurung kelapa yang menutup nyaris semua sisi bangunan.

Masjid tersebut terletak di Kecamatan Padang Tiji, Pidie. Masjid ini dinamai Masjid Raudhatul Rahman. Letaknya persis di sisi jalan negara Banda Aceh-Medan. Sehingga siapa yang melintas pasti melihat masjid ini. Malah, syukur-syukur sempat menunaikan ibadah shalat di masjid tersebut.

Dari sisi arsitektur, masjid ini terkesan tanpa tiang penyangga yang menopang kubah yang sangat besar tersebut layaknya masjid-masjid lainnya. Namun jika dicermati, bangunan lingkar masjid ini menjadi penyanggah utama masjid tersebut.

Masjid ini tidak memiliki penutup atau jendela khusus. Bagian bangunan yang terbuka dijadikan jendela secara alami. Masjid ini memiliki tiga pintu, yakni di sisi kiri-kanan masjid dan bagian belakangnya.

Hal yang unik lagi adalah tempat wudhu masjid ini ada dua jenis. Pertama, tempat wudhu yang berbentuk bak mandi besar. Tempat wudhu ini merupakan tempat wudhu layaknya masjid-masjid di Aceh pada zaman dahulu ketika masyarakatnya menggunakan tempat penampungan air yang besar untuk wudhu bersama.

Di samping itu masjid ini juga mengikuti modernisasi. Selain tempat wudhu yang terbuat dari bak air besar, kini juga menggunakan kran. Hanya saja, tempat wudhu dari kran ini, masyarakat saat wudhu harus duduk, karena di depan kran tersebut dibuat tempat duduk bagi yang hendak wudhu.

Masjid yang dirancang dosen Fakultas Teknik Unsyiah yang berdarah Minang dengan konsultan Ir Azwar Abubakar yang juga pernah menjadi menteri masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, kerab menjadi singgahan bagi masyarakat yang melintasi jalan Banda Aceh-Medan, guna menunaikan shalat.

Baca Juga  Ramadhan 1446 H, "Unggul Berbagi" Takjil

Terlebih saat bulan Ramadhan seperti sekarang ini. Masjid ini selalu dijadikan tempat persitirahatan guna melepas lelas dalam menempuh perjalanan, sambil melaksanakan Shalat serta mengagumi masjid unik dan megah ini.

Salah satu identitas yang menunjukan Aceh sebagai penegak syariat Islam adalah banyaknya masjid dan meunasah (surau) dan mushala. Dari segi jumlah dan kualitas, masjid di Aceh tidak diragukan lagi. Hampir semua masjid di Aceh memiliki arsitektur yang unik.

 Kecamatan Religius

Secara umum, Padang Tijie merupakan salah satu kecamatan religius di Aceh. Di Padang Tijie terdapat 17 pondok pesantren aktif dan 11 masjid. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Pidie, jumlah pondok pesantren di Padang Tiji dalam kurun waktu 2010-2011 mengalami penambahan sebanyak dua buah sehingga bertotal 18 buah pesantren.

Jumlah tengku (guru mengaji) di pesantren sebanyak 155 orang, dan sebagian besar berasal dari masyarakat Padang Tijie sendiri. Namun, pada 2012, Pondok Pesantren Riyadhatul Abrar telah nonaktif, sehingga mengurangi jumlah tinggal menjadi 17 buah. Di sisi lain, jumlah tengku bertambah menjadi 173 orang pada 2012.

Sementara itu, jumlah masjid di Padang Tijie, sebanyak 10 buah. Sementara, meunasah dan mushala pada 2012 berjumlah 64 buah. Dipastikan, jumlah ini bisa bertambah dalam rentang waktu 2013 hingga pertengahan 2014.

Aceh dikenal dengan syariat Islamnya yang kental dan memiliki masyarakat yang islami. Umat Islam jika sudah mampu dalam materi dan spiritualnya wajib melaksanakan rukun Islam yang kelima yaitu naik haji.

Secara geografis, Padang Tiji merupakan salah satu kecamatan di Pidie yang memiliki luas 258,71 km2. Kecamatan ini berbatasan dengan Muara Tiga dan Batee di sebelah utara, kemudian di sebelah timur berbatasan dengan Delima dan Grong-grong. Di sisi selatan, kecamatan ini berbatasan dengan Titeu dan Mila, dan di sisi barat berbatasan dengan Aceh Besar.

Baca Juga  Masjid Nurul Ikhlas Gampong Blang Langsa

Padang Tiji dibagi menjadi 64 desa. Jika dilihat dari jarak tempuh ke-64 desa menuju ibukota kecamatan, terdapat satu desa yang cukup jauh jarak tempuhnya, yaitu mencapai 9 km. Desa (gampong) itu adalah Seunadee.

Para pelintas jalan negara Banda Aceh-Medan, rugi rasanya jika tidak singgah untuk shalat di “masjid tempurung” yang unik ini. Lagipula, suasana yang sejuk membuat kita lebih nyaman untuk beristirahat sejenak dalam perjalanan bulan Ramadhan seperti sekarang ini.[halaman7.com]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *