halaman7.com – Banda Aceh: Akademisi Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh Besar, Usman Lamreung mengungkapkan, sikap Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) yang terkesan lalai dalam melakukan pengawasan terhadap PT Medco Malaka E&P. Hingga kembali muncul keracunan massal warga sekitar akibat kebocoran gas.
Disisi lain, sepertinya ada sesuatu yang ditutupi pihak BPMA dan Medco, menyangkut peristiwa yang telah menyebabkan puluhan orang keracunan dan memaksa warga sekitar harus mengungsi.
Menurut Usman, hal ini setelah menyimak hasil pertemuan DPRA dengan BPMA dan Medco. Dimana, BPMA dan Medco sama-sama tidak menjelaskan penyebab terjadinya insiden tersebut.
Apakah insiden tersebut benar-benar sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan. Misalkan prosedur pengelolaan lingkungan, atau tidak? Karena faktanya telah memakan korban belasan warga dirawat di rumah sakit.
“Dengan beberapa kejadian yang sama. Maka kita menilai BPMA lalai dalam melakukan pengawasan terkait kualitas penerapan prosedur oleh perusahaan. Sehingga gas beracun kembali memapar penduduk setempat,” ujar Usman di Banda Aceh, Selasa 20 April 2021.
Usman lamreung menambahkan, jikapun Medco memiliki Standar Prosedur (SP) pengelolaan lingkungan. Maka hendaknya kualitas SDM yang dijalankan prosedur tersebut perlu dilakukan audit. Apakah telah sesuai kualifikasi SDM untuk jalankan seluruh prosedur atau belum mumpuni.
“Agar ini tidak terulang lagi. Kami harap BPMA bersama Medco Malaka memberikan pernyataan resmi penyebab keracunan warga. Apakah unprosedural ataupun faktor dari pengadaan barang/jasa,” pinta alumni UGM ini.
BPMA juga, lanjut Usman, hendaknya memastikan beberapa prosedur lainnya. Diantaranya, pengelolaan informasi publik (konsultasi dan sosialisasi), pengelolaan penanganan keluhan dan lainnya benar-benar diterapkan agar potensi konflik dapat diminimalisir.
Bukankah gas tersebut tidak keluar dengan sendirinya? Tentu ada ‘tangan manusia’ yang menyebabkan gas muncul dan memakan korban (mencium gas = korban).
“Publik juga belum mendengar solusi permanen dari peristiwa/insiden selama ini terjadi. Apakah solusi pada konsep ataupun pada perbaikan Emergency Management Plan (emp),” ujar Usman.
INFO Terkait:
- Puluhan Warga Tumbang, Diduga Keracunan Gas PT Medco
- Warga Panton Rayeuk T Mengungsi dari Kampungnya, Akibat Bocornya Sumur Gas Medco
Bertemu DPRA
Sebelumnya, pascapenanganan korban kerancunan gas dan kembalinya masyarakat Desa Panton Rayeuk T ke rumahnya masing-masing setelah mengungsi selama seminggu. BPMA bersama PT Medco E&P Malaka memaparkan hasil penanganan teknis dan non teknis kejadian bau gas di Blok A, Aceh Timur kepada DPR Aceh, Senin 19 April 2021.
Dalam pertemuan tersebut BPMA menyampaikan, penanganan sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Medco. Dengan mengutamakan keselamatan kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Dalam pertemuan tersebut, BPMA bersama Medco Malaka menyampaikan juga, hasil survei pemantauan gas di lokasi sumur AS-11, AS-9A, AS-12 dan area pemukiman Desa Panton Rayeuk T oleh Dinas Lingkungan Hidup Aceh Timur bersama Medco.
Hasil survey di lokasi sumur AS-9, AS-11 dan AS-12 tidak tercium lagi bau menyengat diduga dari asap suar dan dari pengukuran kualitas udara di desa tersebut dengan parameter SO2, H2S, dan CH4 terbaca nol, dan tidak lagi membahayakan keselamatan kesehatan masyarakat.[ril | red 01]