halaman7.com – Banda Aceh: Polemik Proyek Multiyears terus hangat diperbincangkan seantero Aceh. Mulai dari pembatalan yang dilakukan oleh lembaga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, hingga sikap Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh yang tetap melanjutkan proses tender proyek tersebut.
Seakan menjadi babak baru perseturuan antara Legislatif dan Eksekutif pemegang kekuasaan di negeri Serambi Mekah.
Menanggapi hal itu, Koordinator Kaukus Peduli Aceh, Muhammad Hasbar Kuba, mengatakan proyek multiyears merupakan lanjutan dari proyek Ladia Galaska. Ini sudah dicetuskan pemimpin-pemimpin terdahulu di Aceh.
Kalau dilihat item-item dalam proyek multiyear, jelas ini merupakan lanjutan dari proyek Ladia Galaska yang sangat dirindukan seluruh Rakyat Aceh.
“Bedanya jika Ladia Galaska didukung DPR Aceh, Gubernur Aceh hingga Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah pada saat itu. Proyek multiyears ini justru ditolak oleh DPR Aceh”, jelas Hasbar yang sedang menempuh pendidikan di UIN Ar-Raniry ini.
Ladia Galaska sendiri merupakan proyek pembangunan jalan di pedalaman Aceh yang akan menghubungkan antara Barat Selatan (Barsela). Aceh bagian tengah dan Pantai Timur Utara (Pantura).
“Sama halnya dengan 14 ruas jalan yang terdapat dalam proyek multiyear,” jelas Hasbar dalam pernyataan tertulisnya yang diterima redaksi, Senin 14 September 2020, malam.
Sejatinya, lanjut Hasbar, pembangunan seluruh ruas jalan di Aceh harus disambut dengan riang gembira segenap lapisan masyarakat di Aceh. Termasuk para perwakilannya yang duduk di kursi empuk parlemen Aceh
Pembangunan jalan merupakan kebutuhan primer bagi rakyat Aceh guna meningkatkan ekonomi masyarakat. Mempermudah mobilisasi logistik dari kabupaten satu ke kabupaten lainnya.
“Jika DPR menolak pembangunan jalan ini patut dipertanyakan mereka bekerja untuk siapa? Untuk kepentingan rakyat kah? atau untuk kepentingan koalisi mereka?,” tanya Hasbar merasa heran.
Siap Melawan Oknum
Sebagai bagian dari rakyat Aceh, Kaukus Peduli Aceh mendukung penuh kebijakan pemerintah Aceh melanjutkan proyek multiyears tersebut. Karena memang sangat dibutuhkan Rakyat Aceh secara keseluruhan.
“Kami siap melawan oknum-oknum yang mencoba menang sendiri. Tanpa memikirkan derita jutaan Rakyat Aceh menghirup debu dari jalan yang tak beraspal,” tegasnya.
Dikatakan, DPR Aceh sebagai perwakilan rakyat dan Pemerintah Aceh sudah saatnya duduk semeja membahas pembangunan Aceh secara totalitas.
“Mari bersatu untuk membangun Aceh. Tinggalkan kepentingan jangka pendek yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan kita sebagai Bangsa Aceh,” pungkasnya.[ril | red 01]